Jurnal Perempuan
  • TENTANG KAMI
    • Profil
    • Kontak
    • Laporan Tahunan
    • Demo Suara Ibu Peduli
    • Rilis JP
  • Jurnal Perempuan
    • Indonesian Feminist Journal
    • Kirim Tulisan
  • YJP PRESS
    • Buku Seri YJP Press
  • KAFFE
  • Podcast JP
    • Radio JP
  • Sahabat JP
    • Daftar Nama SJP
    • International Friends of JP
    • Blog SJP
    • Gathering SJP
  • Wacana Feminis
    • Tokoh Feminis
    • Cerpen/Puisi Feminis
  • Warta Feminis
  • Warung JP
    • Category
    • Daftar Toko Buku
  • Toeti Heraty Scholarship
    • Biodata Penerima Beasiswa 2022
    • Biodata Penerima Beasiswa 2023
    • Biodata Penerima Beasiswa 2024
    • Biodata Penerima Beasiswa 2025

Peringatan Hari Buruh, Malam Seribu Lilin untuk Marsinah

PictureFoto: Dok Jurnal Perempuan
“Marsinah telah mati, tetapi kata-kata, perjuangan dan semangatnya tak pernah mati,” demikian kalimat puitis yang disampaikan oleh Fitri Nganti Wani, putri Wiji Thukul saat peringatan Hari Buruh “Malam Seribu Lilin untuk Marsinah” di Gladak, Solo pada Kamis malam (1/5/2014). Fitri tampil bersama beberapa elemen masyarakat Solo seperti LPH YAPHI, Jejer Wadon, Kelompok Seniman Sejinah (K3S), Sarang Tarung, Persatuan Mahaiswa Hukum Indonesia (Permahi),  Serikat Buruh Manunggal Sejahtera (SBMS) di hadapan 300 lebih penyaksi yang terdiri dari para buruh dan para muda dan pemerhati masalah perburuhan lainnya.

Dua seniman dari Kelompok Seniman Sejinah (K3S) melakukan perform art bertema refleksi keadaan buruh saat ini. Sindiran tentang  outsourching  dan kebijakan Upah Minimum Regional (UMR) diwujudkan dalam bentuk dua buah batu besar yang mengimpit seorang buruh. Batu besar yang terselubung kertas hitam kemudian diurai  satu persatu. Dua buruh kemudian berusaha memecahkan  simbol batu hitam tersebut. Simbol batu  yang terselubung kertas hitam  itu lalu diurai satu persatu. Tak juga terpecah dan masih menyisakan persoalan. “Betapa berat beban buruh kita dengan kebijakan-kebijakan yang tak berpihak kepada mereka,” ujar Nuning, pembawa acara dari LPH YAPHI dan pegiat di Jejer Wadon.

Warsono, seorang pedagang siomay yang ditemui JP di tempat  para seniman  beraksi  berkata,”Malam  ini peringatan Hari Buruh dan mengingat Bu Marsinah, nggih? Saya dari Nganjuk dan tetangga Bu Marsinah. Semoga kasus Bu Marsinah bisa dibuka kembali. Saya juga pernah menjadi buruh  tahun 2006-2008 di sebuah perusahaan di Tangerang, dan memilih keluar dari pekerjaan karena upah yang saya terima tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan.” (Astuti Parengkuh)

Yayasan Jurnal Perempuan| Alamanda Tower, 25th Floor | Jl. T.B. Simatupang Kav. 23-24 Jakarta 12430 | Telp. +62 21 2965 7992 Fax. +62 21 2927 7888 | [email protected]
  • TENTANG KAMI
    • Profil
    • Kontak
    • Laporan Tahunan
    • Demo Suara Ibu Peduli
    • Rilis JP
  • Jurnal Perempuan
    • Indonesian Feminist Journal
    • Kirim Tulisan
  • YJP PRESS
    • Buku Seri YJP Press
  • KAFFE
  • Podcast JP
    • Radio JP
  • Sahabat JP
    • Daftar Nama SJP
    • International Friends of JP
    • Blog SJP
    • Gathering SJP
  • Wacana Feminis
    • Tokoh Feminis
    • Cerpen/Puisi Feminis
  • Warta Feminis
  • Warung JP
    • Category
    • Daftar Toko Buku
  • Toeti Heraty Scholarship
    • Biodata Penerima Beasiswa 2022
    • Biodata Penerima Beasiswa 2023
    • Biodata Penerima Beasiswa 2024
    • Biodata Penerima Beasiswa 2025