Oka Rusmini: Menulis Novel untuk Mendokumentasikan Budaya Bali
(19 Juni 2014)
(19 Juni 2014)
Tarian Bumi, novel karya Oka Rusmini bertutur tentang pergolakan perempuan untuk keluar dari jeratan kasta, demikian pernyataan Tommy Awuy, dosen filsafat UI saat menjadi pembicara dalam acara diskusi buku “Wanita, Sastra dan Kasta” yang diselenggarakan Yayasan Lontar di Galeri Indonesia Kaya, Rabu (18/6). Lebih lanjut Tommy mengatakan lewat tarian kita memahami jiwa orang Bali. Seorang penari bisa menari dan mendapat taksu jika dia mendapat restu dari dewa, jadi ada kontrol atau pengawasan, sehingga tubuh menjadi tidak nyaman karena ada beban. Soal tubuh inilah yang ingin ditunjukkan Oka Rusmini dalam Tarian Bumi. Menurut Tommy, ada usaha untuk keluar dari jeratan kasta tetapi ada semacam ketidakberdayaan. Di satu sisi Telaga—tokoh utama—bisa keluar, tetapi untuk keluar, dia harus meminta restu pada ibunya karena tradisi mengharuskan demikian, dan anaknya kemudian justru ingin kembali ke kasta asalnya. Ada repetisi yang kompleks yang sulit dihindari.
Sementara itu Oka Rusmini mengatakan ia memilih menulis novel karena menurutnya bercerita dengan teknik bertutur adalah cara yang bagus untuk bisa menyampaikan pesan pada pembaca. Lebih dari itu dengan menulis novel, ia ingin mendokumentasikan budaya Bali, karena menurutnya tidak ada lagi yang bisa menyuarakan Bali. Lebih lanjut Oka mengatakan profesinya sebagai wartawan Bali Post sangat mendukung proses penulisannya karena riset dan data-data pendukung bisa ia dapatkan ketika melakukan peliputan. (Anita Dhewy)
Sementara itu Oka Rusmini mengatakan ia memilih menulis novel karena menurutnya bercerita dengan teknik bertutur adalah cara yang bagus untuk bisa menyampaikan pesan pada pembaca. Lebih dari itu dengan menulis novel, ia ingin mendokumentasikan budaya Bali, karena menurutnya tidak ada lagi yang bisa menyuarakan Bali. Lebih lanjut Oka mengatakan profesinya sebagai wartawan Bali Post sangat mendukung proses penulisannya karena riset dan data-data pendukung bisa ia dapatkan ketika melakukan peliputan. (Anita Dhewy)