Memande, Kegiatan Ekonomi Perempuan Lombok
Data dari Badan Keluarga Berencana dan Pemberdayaan Perempuan di Lombok Barat menyebutkan bahwa pada tahun 2011, dari 2.205 keluarga di Desa Banyumulek, terdapat 150 kepala keluarga perempuan yang kesemuanya menjanda. Data lain menyebutkan bahwa dari 10.000 jiwa lebih penduduk di desa
tersebut, lebih dari 400 perempuan hidup menjanda dan sendirian menanggung beban keluarga. Kebanyakan perempuan yang menjanda itu ditinggal suaminya
merantau ke Malaysia, dan sebagian besar tidak ada kabar mengenai para suami yang menjadi buruh migran itu. Akhirnya, para perempuan itu harus bertanggung jawab atas kelangsungan hidup keluarganya.
Satu-satunya keterampilan yang dimiliki oleh perempuan-perempuan Lombok ini adalah memande, yaitu membuat gerabah yang secara turun temurun menjadi keterampilan warisan tradisi. Dari kegiatan memande ini, terciptalah kendi, vas bunga, periuk, piring, gentong, mangkuk, anglo, tempat lilin dan berbagai macam gerabah yang cantik. Sayangnya, keuntungan dari pekerjaan ini sangatlah kecil. Berjam-jam duduk mengolah gerabah, mereka hanya mendapatkan uang sebesar Rp400 untuk satu piring tempat sambal kecil dan Rp15.000 untuk vas bunga setinggi satu meter, padahal membuat vas tersebut, mereka membutuhkan waktu selama lima hari. Namun, dari keterampilan memande inilah para perempuan itu bertahan hidup dan menghidupi keluarganya.
Sayangnya, penghargaan yang mereka terima sangat tidak setimpal sebab gerabah cantik yang mereka hasilkan hanya memiliki harga jual yang sangat rendah. Padahal di gerai-gerai seni, gerabah-gerabah hasil karya mereka bisa dipatok dengan harga yang berlipat ganda. Hal ini harus menjadi perhatian pihak-pihak terkait untuk memberdayakan kegiatan ekonomi perempuan Lombok agar kegiatan memande ini bisa menjadi sebuah kegiatan bernilai ekonomi yang mencukupi kebutuhan rumah tangga.
(Ditulis oleh Khanifah, disarikan dari Kompas, Minggu, 15 Juli 2012)