Koperasi Mandirikan Perempuan
Mendengar nama koperasi di Indonesia mungkin sudah tidak asing lagi bagi kita semua, karena banyak koperasi-koperasi yang didirikan oleh organisasi atau kelompok masyarakat dari desa bahkan sampai di kota besar. Dari sekadar koperasi berskala kecil sampai yang berskala besar, bahkan koperasi wanita (kopwan) di Indonesia sebenarnya mulai tumbuh pada tahun 1950-an. Seusai perang kemerdekaan, sejumlah aktivis perempuan mendirikan koperasi di wilayah Surabaya, Madiun, dan Malang, Jawa Timur, dan salah satu dari aktivis perempuan itu adalah Mursia Zaafril Ilyas.
Koperasi Wanita (kopwan) yang pertama kali muncul yaitu Koperasi Mantratuti di Madiun pada tahun 1953. Koperasi ini menjadi cikal bakal Pusat Koperasi Wanita Jawa Timur (Puskowanajati), dan secara pribadi Zaafril mendirikan Koperasi Setia Bakti Wanita (SBW) pada tahun 1954. SBW dan Puskowanajati hingga kini berjalan beriringan, saling menyokong dalam berbagai hal. Sampai saat ini jumlah anggota Koperasi SBW sudah mencapai 7.500 orang dengan total aset mencapai 52 miliar, “kelompok merupakan urat nadi koperasi SBW, sampai saat ini ada 253 kelompok pendukung.
Di dalam kelompok inilah musyawarah dilakukan untuk memutuskan pengajuan pinjaman, serta penerimaan angota baru dan pemberhentian anggota. Sistem yang dipakai oleh kelompok SBW adalah sistem tanggung renteng yaitu sistem dimana seluruh anggota bertanggung jawab untuk anggotanya. Sistem ini yang membawa SBW mendapatkan penghargaan dari pemerintah pusat sebagai Koperasi Wanita berprestasi tingkat nasional tahun 2007. Sistem SBW kemudian dipakai Pemerintah Provinsi Jawa Timur untuk membangun 8000-an Koperasi Wanita baru di seluruh Jawa Timur, yang bertujuan mengubah perilaku konsumtif warga menjadi produktif, bukan itu saja Koperasi Wanita di Jawa Timur mengajarkan perempuan berorganisasi, namun jika di bina dengan baik perempuan juga bisa menjadi tulang punggung perekonomian keluarga.
(Disarikan oleh Hasan Ramadhan dari Kompas, Senin 9 September 2013)
Jurnal Perempuan memiliki Bundel Kliping setiap bulan dari berbagai surat kabar. Kliping ini berisi tentang isu-isu perempuan yang telah kami kategorisasi. Apabila Anda berminat dengan Kliping kami silakan hubungi: [email protected] atau 021 – 8370 2005
Koperasi Wanita (kopwan) yang pertama kali muncul yaitu Koperasi Mantratuti di Madiun pada tahun 1953. Koperasi ini menjadi cikal bakal Pusat Koperasi Wanita Jawa Timur (Puskowanajati), dan secara pribadi Zaafril mendirikan Koperasi Setia Bakti Wanita (SBW) pada tahun 1954. SBW dan Puskowanajati hingga kini berjalan beriringan, saling menyokong dalam berbagai hal. Sampai saat ini jumlah anggota Koperasi SBW sudah mencapai 7.500 orang dengan total aset mencapai 52 miliar, “kelompok merupakan urat nadi koperasi SBW, sampai saat ini ada 253 kelompok pendukung.
Di dalam kelompok inilah musyawarah dilakukan untuk memutuskan pengajuan pinjaman, serta penerimaan angota baru dan pemberhentian anggota. Sistem yang dipakai oleh kelompok SBW adalah sistem tanggung renteng yaitu sistem dimana seluruh anggota bertanggung jawab untuk anggotanya. Sistem ini yang membawa SBW mendapatkan penghargaan dari pemerintah pusat sebagai Koperasi Wanita berprestasi tingkat nasional tahun 2007. Sistem SBW kemudian dipakai Pemerintah Provinsi Jawa Timur untuk membangun 8000-an Koperasi Wanita baru di seluruh Jawa Timur, yang bertujuan mengubah perilaku konsumtif warga menjadi produktif, bukan itu saja Koperasi Wanita di Jawa Timur mengajarkan perempuan berorganisasi, namun jika di bina dengan baik perempuan juga bisa menjadi tulang punggung perekonomian keluarga.
(Disarikan oleh Hasan Ramadhan dari Kompas, Senin 9 September 2013)
Jurnal Perempuan memiliki Bundel Kliping setiap bulan dari berbagai surat kabar. Kliping ini berisi tentang isu-isu perempuan yang telah kami kategorisasi. Apabila Anda berminat dengan Kliping kami silakan hubungi: [email protected] atau 021 – 8370 2005