Chhurim, Perempuan Pendaki Puncak Tertinggi Dunia
Stereotipe bahwa mendaki gunung sebagai dunia maskulin sudah lama terbantahkan. Ada banyak pendaki perempuan, salah satunya adalah Chhurim, seorang perempuan Nepal yang berumur 29 tahun, dan telah berhasil mencapai puncak Everest yang merupakan puncak tertinggi di dunia. Meskipun sebelumnya sudah ada sekitar 21 perempuan Nepal yang juga berhasil mendaki Everest, tetapi barangkali baru Chhurim yang berhasil melakukannya dua kali dalam sepekan. Ia mendaki gunung yang berketinggian 8.848 meter itu pada 12 dan 19 Mei 2012 lalu dan berhasil menaklukan puncaknya dua kali sekaligus dalam sepekan.
Prestasi Chhurim ini telah diakui oleh Guinness World Records. Pada Senin, 25 Februari 2013 lalu, Menteri Pariwisata Nepal, Posta Bahadur Bogati menyerahkan sertifikat pengakuan kepada Chhurim. Chhurim mengaku bahwa pendakian ke puncak Everest memang sangat berat dan dia merasa sangat gembira karena telah berhasil melakukannya. Dia bahkan berencana untuk kembali mendaki puncak Everest itu suatu saat nanti. Pencapaian Chhurim ini telah membuktikan bahwa hal-hal semacam pendakian gunung bukanlah semata wilayah maskulin yang hanya bisa diterobos oleh laki-laki. Artinya, stereotipe gender yang selama ini merendahkan, baik perempuan atau laki-laki, mestinya ditiadakan.
Ditulis oleh Khanifah, disarikan dari Media Indonesia, Rabu, 27 Februari 2013
Prestasi Chhurim ini telah diakui oleh Guinness World Records. Pada Senin, 25 Februari 2013 lalu, Menteri Pariwisata Nepal, Posta Bahadur Bogati menyerahkan sertifikat pengakuan kepada Chhurim. Chhurim mengaku bahwa pendakian ke puncak Everest memang sangat berat dan dia merasa sangat gembira karena telah berhasil melakukannya. Dia bahkan berencana untuk kembali mendaki puncak Everest itu suatu saat nanti. Pencapaian Chhurim ini telah membuktikan bahwa hal-hal semacam pendakian gunung bukanlah semata wilayah maskulin yang hanya bisa diterobos oleh laki-laki. Artinya, stereotipe gender yang selama ini merendahkan, baik perempuan atau laki-laki, mestinya ditiadakan.
Ditulis oleh Khanifah, disarikan dari Media Indonesia, Rabu, 27 Februari 2013