Oleh: Adjie Valeria Christiasih Desa mengheningkan cipta Pada lampu-lampu kota Terang lampu itu, Menjadi pemandangan di kota Tetapi, tak lagi di desa-desa Yang kian ironi kondisinya Gunung? Makin kehilangan raganya
Sawah? Diserang penyakit kiriman Pepohonan yang beragam di hutan? Dipaksa seragam Menyaksikan dan merasakan Ini kondisi desa, seorang perempuan merenungi suatu hal “Bertahankan kita makhluk hidup di bumi jika ini terus yang terjadi?” Konon katanya Tempat lahirnya adalah paru-paru dunia Tetapi nyatanya Selain manusia, dan dianggap tak berguna Makhluk bumi lainnya segera dimusnahkan Demi kepuasan standar yang buat-buat Sang perempuan itu pun tak ingin berkelut dalam resah Tak ingin pula dikutuk dalam pasrah Ditanamlah nyawa-nyawa dedaunan Berdoalah ia, sembari menatap awan setengah mendung “Jikalau surga adalah hijau, maka tumbuhkanlah segala yang memberi kehidupan.” Setelah usai ritual menanam nyawa-nyawa dedaunan Rintik hujan jatuh ke pipinya Tanda harus segera kembali ke rumah Sesampai di rumah Kelelahan ia sehingga tertidur sejenak Bunga tidur pun hadir dalam tidurnya “Kau tidak cukup hanya menanam! Tampung air hujan setelah setengah jam usai membasahi bumi.” Sang perempuan pun terbangun Ia terngiang betul bunga tidur yang hadir Tetapi, ia tak yakin itu segera dilakukan Tak lama kemudian Ketika sejenak melihat televisi Ia kaget dengan isi berita tersaji Kota yang terlalu asyik membetonkan Diberitakan mulai tenggelam Bersama bayang-bayang penyesalan Yogyakarta, Oktober 2022 Adjie Valeria Christiasih, perempuan kelahiran Samarinda pada 5 Juni 1998. Kelahirannya yang tepat pada peringatan Hari Lingkungan Hidup Sedunia memengaruhi caranya menulis pun kegiatan sehari-harinya, kerap berusaha dengan pendekatan perspektif ekologis. Sejak 2013 hingga saat ini masih menempuh studi di Yogyakarta. Belajar menulis puisi hingga teaterikal puisi di Komunitas Ngopinyastro pada tahun 2018 di Jogja. Saat pandemi, ia sempat pulang kampung ke Kalimantan Timur selama 1,5 tahun (2020-2022) dan selama itu pula bergabung menjadi bagian dari Ruang Baca Puan (Ekofeminisme) dan Sahabat WALHI KALTIM. Koresponden via [email protected] atau Instagram @adjievaleria. Comments are closed.
|
AuthorKumpulan Cerpen Archives
October 2024
Categories |