Siapa Presiden Pilihan Perempuan?
Solo, 16 April 2014—Dalam format Tea Talk, bertempat di Infinitea Lounge Mezzanine Floor, The Sunan Hotel Solo Jl. Ahmad Yani 40 Surakarta, digelar talkshow tentang “Presiden Pilihan Perempuan” yang disiarkan secara live oleh Solopos FM pada jam 15 sampai dengan jam 17. Hadir sebagai salah satu pembicara adalah Retno Wulandari (praktisi hukum dan PR The Sunan Hotel Solo) yang memaparkan pentingnya perempuan untuk berpartisipasi politik karena nasib perempuan ditentukan oleh pilihan politiknya.
Sementara budayawan perempuan penting Solo, Sruti Respati, mengungkapkan pentingnya kembali ke akar filsafat kita, dimana ada pesan-pesan keadilan dari semesta yang harus dilaksanakan oleh seorang pemimpin. Sunny Umul Firdaus, dosen Fak Hukum UNS menambahkan bahwa perempuan harus bersatu-padu menggalang kekuatan agar partisipasi politiknya ada dan tersampaikan. Pemimpin Redaksi Jurnal Perempuan, Dewi Candraningrum, dalam kesempatan ini, menjelaskan pentingnya pendidikan politik bagi perempuan, oleh perempuan dan untuk perempuan agar partisipasi politik tidak hanya sekadar deskriptif tetapi juga substantif. Dalam penutupan talkshow ini disampaikan mandat perempuan, bahwa presiden yang akan dipilih dan dipilih nantinya adalah yang mampu mengemban amanat adil, adil gender, adil kepada difabel, adil kepada para Liyan. Pemred JP menutup pernyataannya dengan menegaskan: “Kita harus menjadi pemilih yang cerdas sekaligus adil, yaitu dengan mempelajari rekam jejak calon presiden, visi, misi dan program-programnya. Amat berbahaya apabila kita memilih capres yang memiliki sejarah pelanggaran HAM berat di masa lalu. Dan kita memiliki capres seperti itu untuk Pemilu 2014 ini. Masih banyak calon yang lain, yang lebih bagus rekam jejak dan visi-misinya. Pilihan perempuan menentukan masa depan Indonesia”. (redaksi-jp)
Sementara budayawan perempuan penting Solo, Sruti Respati, mengungkapkan pentingnya kembali ke akar filsafat kita, dimana ada pesan-pesan keadilan dari semesta yang harus dilaksanakan oleh seorang pemimpin. Sunny Umul Firdaus, dosen Fak Hukum UNS menambahkan bahwa perempuan harus bersatu-padu menggalang kekuatan agar partisipasi politiknya ada dan tersampaikan. Pemimpin Redaksi Jurnal Perempuan, Dewi Candraningrum, dalam kesempatan ini, menjelaskan pentingnya pendidikan politik bagi perempuan, oleh perempuan dan untuk perempuan agar partisipasi politik tidak hanya sekadar deskriptif tetapi juga substantif. Dalam penutupan talkshow ini disampaikan mandat perempuan, bahwa presiden yang akan dipilih dan dipilih nantinya adalah yang mampu mengemban amanat adil, adil gender, adil kepada difabel, adil kepada para Liyan. Pemred JP menutup pernyataannya dengan menegaskan: “Kita harus menjadi pemilih yang cerdas sekaligus adil, yaitu dengan mempelajari rekam jejak calon presiden, visi, misi dan program-programnya. Amat berbahaya apabila kita memilih capres yang memiliki sejarah pelanggaran HAM berat di masa lalu. Dan kita memiliki capres seperti itu untuk Pemilu 2014 ini. Masih banyak calon yang lain, yang lebih bagus rekam jejak dan visi-misinya. Pilihan perempuan menentukan masa depan Indonesia”. (redaksi-jp)