Perempuan dan Anak Belum Jadi Prioritas
Setiap terjadi bencana di Indonesia khususnya baik oleh alam ataupun oleh tangan-tangan manusia sendiri, sepertinya perempuan dan anak perempuan belum menjadi prioritas dalam penanganannya. Bukan hanya dari soal kebutuhan khusus perempuan, melainkan juga dalam proses distribusinya, kenyataannya saat ini masih banyak perempuan dan anak perempuan yang belum mendapatkan kesetaraan dengan laki-laki. Apalagi pada situasi krisis misalnya saat bencana mereka rentan didiskriminasikan, termasuk dalam pendidikan demikian diungkapkan oleh Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Linda Amalia Sari Gumelar saat memberikan sambutan pada Perayaan Hari Internasional Anak Perempuan di Jakarta.
Linda Amalia Sari Gumelar juga menuturkan, dalam kondisi bencana perempuan dan anak perempuan sangat rentan menjadi korban sebab mereka tidak bisa menyelamatkan diri sendiri. Dalam kondisi bencana yang kerap terjadi di Indonesia tak jarang anak perempuan harus membantu keluarga mengurus dapur, misalnya mencari air dan memasak, sehingga membuat mereka tak sempat ikut belajar dalam tenda pengungsian. Dalam kondisi biasa saja mereka terdiskriminasi apalagi dalam kondisi bencana.
Sebagai salah satu negara yang paling rentan dengan bencana, sudah saatnya perhatian terhadap perempuan dan anak perempuan korban bencana diutamakan dalam proses penangannya oleh pemerintah melalui BNPB (Badan Nasional Penanggulangan Bencana) di setiap propinsi. Hal ini menjadi sangat penting karena kebanyakan dari jumlah pengungsi adalah perempuan dan anak perempuan, jika semua ini dapat atasi dengan baik dan menjadi prioritas dalam setiap penanganan korban bencana alam, bukan tidak mungkin segala bentuk diskriminasi atau perlakuan yang tidak adil yang diterima perempuan dan anak perempuan korban bencana tidak ada lagi.
(Disarikan oleh Hasan Ramadhan dari harian Kompas, Sabtu 12 Oktober 2013)
Jurnal Perempuan memiliki Bundel Kliping setiap bulan dari berbagai surat kabar. Kliping ini berisi tentang isu-isu perempuan yang telah kami kategorisasi. Apabila Anda berminat dengan Kliping kami silakan hubungi: [email protected] atau 021 – 8370 2005
Linda Amalia Sari Gumelar juga menuturkan, dalam kondisi bencana perempuan dan anak perempuan sangat rentan menjadi korban sebab mereka tidak bisa menyelamatkan diri sendiri. Dalam kondisi bencana yang kerap terjadi di Indonesia tak jarang anak perempuan harus membantu keluarga mengurus dapur, misalnya mencari air dan memasak, sehingga membuat mereka tak sempat ikut belajar dalam tenda pengungsian. Dalam kondisi biasa saja mereka terdiskriminasi apalagi dalam kondisi bencana.
Sebagai salah satu negara yang paling rentan dengan bencana, sudah saatnya perhatian terhadap perempuan dan anak perempuan korban bencana diutamakan dalam proses penangannya oleh pemerintah melalui BNPB (Badan Nasional Penanggulangan Bencana) di setiap propinsi. Hal ini menjadi sangat penting karena kebanyakan dari jumlah pengungsi adalah perempuan dan anak perempuan, jika semua ini dapat atasi dengan baik dan menjadi prioritas dalam setiap penanganan korban bencana alam, bukan tidak mungkin segala bentuk diskriminasi atau perlakuan yang tidak adil yang diterima perempuan dan anak perempuan korban bencana tidak ada lagi.
(Disarikan oleh Hasan Ramadhan dari harian Kompas, Sabtu 12 Oktober 2013)
Jurnal Perempuan memiliki Bundel Kliping setiap bulan dari berbagai surat kabar. Kliping ini berisi tentang isu-isu perempuan yang telah kami kategorisasi. Apabila Anda berminat dengan Kliping kami silakan hubungi: [email protected] atau 021 – 8370 2005