Jurnal Perempuan
  • TENTANG KAMI
    • Profil
    • Kontak
    • Laporan Tahunan
    • Demo Suara Ibu Peduli
    • Rilis JP
  • Jurnal Perempuan
    • Indonesian Feminist Journal
    • Kirim Tulisan
  • YJP PRESS
    • Buku Seri YJP Press
  • KAFFE
  • Podcast JP
    • Radio JP
  • Sahabat JP
    • Daftar Nama SJP
    • International Friends of JP
    • Blog SJP
    • Gathering SJP
  • Wacana Feminis
    • Tokoh Feminis
    • Cerpen/Puisi Feminis
  • Warta Feminis
  • Warung JP
    • Category
    • Daftar Toko Buku
  • Toeti Heraty Scholarship
    • Biodata Penerima Beasiswa 2022
    • Biodata Penerima Beasiswa 2023
    • Biodata Penerima Beasiswa 2024
    • Biodata Penerima Beasiswa 2025
Warta Feminis

Tiga Dasawarsa Perjuangan YLBH APIK: Menyuarakan Keadilan untuk Perempuan

28/5/2025

 
PictureDok. Jurnal Perempuan
     21 Mei 2025 merupakan hari khusus untuk Yayasan Asosiasi Bantuan Hukum (YLBH APIK) yang merayakan ulang tahun berdiri mereka. Sudah 30 tahun mereka membela korban perempuan dan anak-anak korban kekerasan. Tiga dasawarsa bukanlah waktu yang singkat, tetapi selama itu pula YLBH APIK tak pernah lelah berdiri bersama mereka yang sering kali tak didengar suaranya: para perempuan korban ketidakadilan.

     Acara peringatan ini dengan hangat diadakan di Kantor Perpustakaan Nasional, Jakarta. Dalam acara ini, hadir berbagai tokoh penting: dari pejabat pemerintah, pegiat hukum, aktivis LSM dari berbagai organisasi, lembaga donor, hingga para pendiri LBH APIK. Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA), Arifatul Choiri Fauzi, juga menyempatkan hadir dan memberikan sambutan penutup yang menyentuh.

     LBH APIK lahir pada tahun 1995, diprakarsai oleh tujuh pengacara perempuan di Jakarta yang menyadari betapa hukum sering kali abai terhadap pengalaman perempuan. Kini, LBH APIK telah tumbuh menjadi jaringan nasional dengan 18 kantor yang tersebar dari Aceh hingga Papua. Namun, seperti disampaikan Nursyahbani Katjasungkana, Ketua Pengurus Asosiasi LBH APIK Indonesia, semangat awalnya tetap menyala: “Hari ini adalah upaya untuk menegaskan kembali komitmen awal kami.”

     Perjalanan panjang LBH APIK tak lepas dari dukungan berbagai pihak sejak masa awal berdirinya. Kala itu, kolaborasi erat dengan LSM dan organisasi mitra, serta dukungan dari lembaga internasional seperti USAID dan Ford Foundation, menjadi pijakan penting. Namun, meskipun sudah menginjak usia 30 tahun, tantangan tetap ada—terutama dalam hal kemandirian finansial. Sebagian besar energi dan sumber daya masih tersedot untuk mendampingi para korban dan melakukan kerja-kerja pemberdayaan hukum, yang sering kali tidak menghasilkan pemasukan langsung.
Picture
Dok. Jurnal Perempuan
     Dalam acara tersebut, banyak refleksi penting muncul dari para sahabat dan mitra APIK. Sondang Frishka Simanjuntak dari Komnas Perempuan, misalnya, mengingatkan bahwa kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) bukan hanya persoalan pribadi, tapi bagian dari sistem sosial yang timpang. Ketika perempuan dianggap lebih rendah dan tak berdaya, kekerasan menjadi mekanisme kontrol yang dilegalkan secara diam-diam oleh norma dan hukum yang ada. Karena itu, menurutnya, solusi atas KDRT tidak bisa berhenti di ruang pengadilan; harus ada perubahan struktur sosial dan cara berpikir masyarakat.

     Marciana dari Badan Pembinaan Hukum Nasional (BPHN) juga menyoroti pentingnya akses hukum yang merata. Ia memperkenalkan inisiatif pos bantuan hukum di tingkat desa dan kelurahan sebagai wujud nyata dari keadilan yang dekat dan bisa dijangkau oleh siapa pun, terutama mereka yang tinggal di wilayah terpencil dan sering kali terpinggirkan dari sistem peradilan.

     Dalam talkshow bertema “Menyuarakan Kepentingan Perempuan, Memperjuangkan Demokrasi Berkelanjutan dan Berkeadilan”, dua tokoh perempuan inspiratif—Karlina Supelli dan Nursyahbani Katjasungkana—dipandu oleh Ninuk Mardiana Pambudy (Redaktur Senior Kompas)—mengulas lebih dalam soal akar ketidakadilan. Mereka sepakat bahwa kerentanan ekonomi perempuan tak bisa dilepaskan dari beban ganda yang mereka pikul: mengurus rumah tangga sekaligus mencari nafkah. Masalah ini makin kompleks ketika dibungkus dengan tafsir keagamaan yang patriarkal—seperti dalam UU Perkawinan yang menempatkan laki-laki sebagai pemimpin dalam semua ruang, baik publik maupun domestik.

     Karlina menambahkan bahwa hambatan terbesarnya adalah cara berpikir yang masih diwarisi dari masa kolonial. Sistem gender biner dan cara pandang yang mengeksploitasi alam maupun tubuh perempuan harus diubah. Menurutnya, dibutuhkan dekonstruksi—pembongkaran dan perenungan ulang—agar masyarakat bisa menggali kembali nilai-nilai kemanusiaan yang sejati.

     “Pelayanan dan bantuan hukum yang diberikan LBH APIK tidak sebatas membela kasus demi kasus,” ujar Nursyahbani. “Kami belajar dari pengalaman konkret para perempuan pencari keadilan. Dari sanalah arah kerja kami dibentuk—terutama untuk mendampingi perempuan miskin dan anak-anak yang haknya sering kali terabaikan.”
Picture
Dok. Jurnal Perempuan
     Tidak hanya itu, seorang aktivis senior dari tahun 1970-an, Zumrotin K. Susilo, mengatakan bahwa, “Dulu, kami berjuang tanpa dana, tanpa fasilitas, hanya bermodalkan niat dan hati,” kenangnya. Ia melihat, gerakan perempuan hari ini mulai kehilangan semangat kerelawanan yang dulu menjadi denyut nadi perjuangan. Padahal, menurutnya, perempuan sering kali memiliki rasa peduli dan kesiapan untuk terlibat secara sukarela yang lebih besar dibandingkan laki-laki. Zumrotin mengajak generasi hari ini untuk kembali menyalakan semangat itu: semangat berjuang tanpa pamrih, bukan karena proyek atau donor, tetapi karena ingin melihat Indonesia yang lebih adil dan manusiawi bagi semua, terutama bagi perempuan.

     ​Menutup acara, Menteri PPPA Arifah—begitu ia akrab disapa—memberikan apresiasi tinggi dan menutup dengan hangat. “LBH APIK telah menjadi ruang aman, rumah perjuangan, dan jembatan harapan. Mereka bukan hanya memberi bantuan hukum, tapi juga membangun keyakinan bahwa hukum bisa, dan seharusnya, berpihak pada keadilan yang sesungguhnya,” ujarnya. (Patricia Beata Kurnia)

Comments are closed.
    Jurnal Perempuan
    ​
    terindeks di:
    Picture

    Archives

    May 2025
    April 2025
    March 2025
    February 2025
    January 2025
    December 2024
    November 2024
    October 2024
    September 2024
    August 2024
    July 2024
    June 2024
    May 2024
    April 2024
    March 2024
    February 2024
    January 2024
    December 2023
    November 2023
    October 2023
    September 2023
    August 2023
    July 2023
    June 2023
    May 2023
    April 2023
    March 2023
    February 2023
    January 2023
    December 2022
    November 2022
    October 2022
    September 2022
    August 2022
    July 2022
    June 2022
    May 2022
    April 2022
    March 2022
    February 2022
    January 2022
    December 2021
    November 2021
    October 2021
    September 2021
    August 2021
    July 2021
    June 2021
    April 2021
    March 2021
    February 2021
    January 2021
    December 2020
    October 2020
    August 2020
    July 2020
    June 2020
    April 2020
    March 2020
    February 2020
    January 2020
    December 2019
    November 2019
    October 2019
    September 2019
    August 2019
    July 2019
    June 2019
    May 2019
    April 2019
    March 2019
    February 2019
    January 2019
    December 2018
    November 2018
    October 2018
    September 2018
    August 2018
    July 2018
    June 2018
    May 2018
    April 2018
    March 2018
    February 2018
    January 2018
    December 2017
    October 2017
    September 2017
    August 2017
    July 2017
    June 2017
    May 2017
    April 2017
    March 2017
    December 2016
    November 2016
    September 2016
    August 2016
    July 2016
    June 2016
    May 2016
    April 2016
    March 2016
    February 2016
    January 2016
    December 2015
    November 2015
    October 2015
    September 2015
    August 2015
    July 2015
    June 2015
    May 2015
    April 2015
    March 2015
    February 2015
    January 2015
    December 2014
    November 2014
    October 2014
    September 2014
    August 2014
    July 2014
    June 2014

    Categories

    All

    RSS Feed

Yayasan Jurnal Perempuan| Alamanda Tower, 25th Floor | Jl. T.B. Simatupang Kav. 23-24 Jakarta 12430 | Telp. +62 21 2965 7992 Fax. +62 21 2927 7888 | [email protected]
  • TENTANG KAMI
    • Profil
    • Kontak
    • Laporan Tahunan
    • Demo Suara Ibu Peduli
    • Rilis JP
  • Jurnal Perempuan
    • Indonesian Feminist Journal
    • Kirim Tulisan
  • YJP PRESS
    • Buku Seri YJP Press
  • KAFFE
  • Podcast JP
    • Radio JP
  • Sahabat JP
    • Daftar Nama SJP
    • International Friends of JP
    • Blog SJP
    • Gathering SJP
  • Wacana Feminis
    • Tokoh Feminis
    • Cerpen/Puisi Feminis
  • Warta Feminis
  • Warung JP
    • Category
    • Daftar Toko Buku
  • Toeti Heraty Scholarship
    • Biodata Penerima Beasiswa 2022
    • Biodata Penerima Beasiswa 2023
    • Biodata Penerima Beasiswa 2024
    • Biodata Penerima Beasiswa 2025