Jurnal Perempuan
  • TENTANG KAMI
    • Profil
    • Kontak
    • Laporan Tahunan
    • Demo Suara Ibu Peduli
    • Rilis JP
  • Jurnal Perempuan
    • Indonesian Feminist Journal
    • Kirim Tulisan
  • YJP PRESS
    • Buku Seri YJP Press
  • KAFFE
  • Podcast JP
    • Radio JP
  • Sahabat JP
    • Daftar Nama SJP
    • International Friends of JP
    • Blog SJP
    • Gathering SJP
  • Wacana Feminis
    • Tokoh Feminis
    • Cerpen/Puisi Feminis
  • Warta Feminis
  • Warung JP
    • Category
    • Daftar Toko Buku
  • Toeti Heraty Scholarship
    • Biodata Penerima Beasiswa 2022
    • Biodata Penerima Beasiswa 2023
    • Biodata Penerima Beasiswa 2024
    • Biodata Penerima Beasiswa 2025
Warta Feminis

Riset Women Research Institute Mengungkapkan Praktik Kekerasan terhadap Perempuan dalam Pemilu

3/3/2025

 
PictureDok. Jurnal Perempuan
     Women Research Institute (WRI) bersama Westminster Foundation for Democracy (WFD) meluncurkan hasil penelitian bertajuk “Kekerasan terhadap Perempuan dalam Pemilu 2024” pada Rabu (26/2/2025) di Hotel JW Luwansa, Jakarta. Penelitian tersebut dilaksanakan selama enam bulan. Mulai dari 1 Juli 2024 hingga 10 Januari 2025 dengan menggunakan metode survei, wawancara, dan focus group discussion, serta melibatkan subyek penelitian sebanyak 270 orang perempuan dan laki-laki. Adapun, penelitian ini menganalisis dinamika kekerasan terhadap perempuan pada Pemilu 2024, serta praktik-praktik yang mengancam partisipasi perempuan juga menggerus demokrasi secara keseluruhan.

     Hasil penelitian ini mengungkapkan bahwa terjadi peningkatan kekerasan terhadap perempuan pada Pemilu 2024. Dari total responden, 82% perempuan politik menyatakan adanya peningkatan intensitas kekerasan terhadap perempuan dibandingkan pemilu sebelumnya. Lebih memprihatinkan lagi, terdapat kesenjangan signifikan dalam pelaporan kasus kekerasan terhadap perempuan. Dari kasus yang terjadi, hanya 22% yang melaporkan, sementara mayoritas (69%) tidak melaporkan.
 
     Kemudian, bentuk-bentuk kekerasan yang teridentifikasi antara lain kekerasan verbal yang merendahkan kompetensi (51%) sering berjalan seiring dengan kekerasan digital dalam bentuk kampanye hitam dan serangan terkoordinasi di media sosial sebanyak (45%). Kekerasan ekonomi (42%) melalui politik uang dan keterbatasan akses ke sumber daya kampanye semakin memperburuk situasi, terutama bagi kandidat perempuan yang tidak memiliki dukungan finansial kuat. Sementara itu, kekerasan struktural (38%) dalam bentuk diskriminasi penempatan nomor urut dan daerah pemilihan mencerminkan bagaimana sistem politik masih belum sepenuhnya inklusif terhadap perempuan.
 
     Berangkat dari permasalah tersebut, diperlukan intervensi yang mengintegrasikan reformasi kebijakan, penguatan penegakan hukum, dan transformasi budaya politik secara bersamaan untuk memutus pola kekerasan terhadap perempuan dalam Pemilu. Lebih lanjut, dibutuhkan juga komitmen yang kuat dari partai politik untuk menyusun dan menerapkan kebijakan partai politik yang lebih inklusif, responsif gender, dan berpihak pada perempuan dalam pengambilan keputusan dan pelibatan perempuan dalam proses-proses internal partai.
 
     Selain peluncuran hasil penelitian, WRI bersama WFD juga mengadakan dialog publik tentang kekerasan terhadap perempuan dalam politik. Dalam dialog tersebut, Lestari Moerdijat, Wakil Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia (MPR RI), mengungkapkan bahwa dirinya juga merupakan korban kekerasan terhadap perempuan dalam politik. Sebab, ketika Ririe, sapaan akrabnya, maju mencalon diri juga menemui ungkapan untuk tidak memilih perempuan sebagai pemimpin. “Usaha-usaha untuk mendiskreditkan perempuan itu ada dalam setiap tahap sekalipun kita sudah punya posisi dan sudah terpilih,” ucap Ririe.
​
Picture
Dok. Jurnal Perempuan
     Selanjutnya, Rahmat Bagja, Ketua Badan Pengawas Pemilu Republik Indonesia (Bawaslu), juga turut menanggapi terkait peran Bawaslu dalam memastikan yang adil dan setara bagi perempuan dalam Pemilu. Menurut Bagja, problematika penegakan hukum keterwakilan perempuan didasari oleh faktor hukum, yakni perubahan aturan hukum administrasi Pemilu pada tahapan penyelenggaraan Pemilu dan multitafsir aturan hukum administrasi Pemilu. Selain itu, faktor struktur hukum, yakni kesiapan teknis penyelenggaraan pemilu dan faktor budaya dalam pengurus partai politik untuk menginternalisasi affirmative action keterwakilan perempuan dalam pencalonan juga turut berpengaruh.
 
     Lebih lanjut, Bagja juga menyebutkan bahwa pada periode 2017-2022 terdapat 25 kasus kekerasan seksual yang ditangani oleh Dewan Kehormatan Penyelenggara Pemilu (DKPP) yang memutuskan 21 pemberhentian tetap dan 4 peringatan keras. Kemudian, periode 2022-2023 terdapat 4 kasus kekerasan seksual yang ditangani DKPP dan pada 2023 terdapat 54 perbuatan asusila dan pelecehan seksual yang dilakukan oleh penyelenggara Pemilu. “Menanggapi angka kekerasan seksual yang meningkat, kami memberikan rekomendasi masalah umum, penguatan regulasi dan kebijakan, advokasi, edukasi dan program, serta kolaborasi,” jelas Bagja.
 
     Ia juga menyatakan bahwa Bawaslu akan memastikan affirmative action keterwakilan perempuan paling sedikit 30%. Bawaslu juga, menurut Bagja, menetapkan pedoman tentang pencegahan dan penanganan kekerasan seksual di lingkungan kerja Bawaslu. “Beban penyelenggara Pemilu semakin kuat dan tingkat stress tinggi akibatnya meningkatkan kekerasan, salah satunya kekerasan terhadap perempuan,” jelasnya.
 
     Menanggapi pernyataan Bagja tersebut, moderator menyebutkan kasus kekerasan yang dijelaskan merupakan fenomena gunung es. Sebab, hasil penelitian WRI menemukan bahwa hanya 22% perempuan yang berani melapor dan sisanya (78%) tidak melaporkan kasus kekerasan yang dialaminya. Selain itu, menanggapi pernyataan Bagja mengenai tingkat stres yang berakibat kekerasan terhadap perempuan, moderator menyebutkan bahwa hal tersebut mengindikasi perempuan hanya dijadikan objek. “Perempuan dianggap sebagai objek, kalau dia stres maka ia berhak melakukan kekerasan terhadap perempuan. Ini harus kita advokasi bersama-sama,” tegas moderator. (Michelle Gabriela Momole)

Comments are closed.
    Jurnal Perempuan
    ​
    terindeks di:
    Picture

    Archives

    June 2025
    May 2025
    April 2025
    March 2025
    February 2025
    January 2025
    December 2024
    November 2024
    October 2024
    September 2024
    August 2024
    July 2024
    June 2024
    May 2024
    April 2024
    March 2024
    February 2024
    January 2024
    December 2023
    November 2023
    October 2023
    September 2023
    August 2023
    July 2023
    June 2023
    May 2023
    April 2023
    March 2023
    February 2023
    January 2023
    December 2022
    November 2022
    October 2022
    September 2022
    August 2022
    July 2022
    June 2022
    May 2022
    April 2022
    March 2022
    February 2022
    January 2022
    December 2021
    November 2021
    October 2021
    September 2021
    August 2021
    July 2021
    June 2021
    April 2021
    March 2021
    February 2021
    January 2021
    December 2020
    October 2020
    August 2020
    July 2020
    June 2020
    April 2020
    March 2020
    February 2020
    January 2020
    December 2019
    November 2019
    October 2019
    September 2019
    August 2019
    July 2019
    June 2019
    May 2019
    April 2019
    March 2019
    February 2019
    January 2019
    December 2018
    November 2018
    October 2018
    September 2018
    August 2018
    July 2018
    June 2018
    May 2018
    April 2018
    March 2018
    February 2018
    January 2018
    December 2017
    October 2017
    September 2017
    August 2017
    July 2017
    June 2017
    May 2017
    April 2017
    March 2017
    December 2016
    November 2016
    September 2016
    August 2016
    July 2016
    June 2016
    May 2016
    April 2016
    March 2016
    February 2016
    January 2016
    December 2015
    November 2015
    October 2015
    September 2015
    August 2015
    July 2015
    June 2015
    May 2015
    April 2015
    March 2015
    February 2015
    January 2015
    December 2014
    November 2014
    October 2014
    September 2014
    August 2014
    July 2014
    June 2014

    Categories

    All

    RSS Feed

Yayasan Jurnal Perempuan| Alamanda Tower, 25th Floor | Jl. T.B. Simatupang Kav. 23-24 Jakarta 12430 | Telp. +62 21 2965 7992 Fax. +62 21 2927 7888 | [email protected]
  • TENTANG KAMI
    • Profil
    • Kontak
    • Laporan Tahunan
    • Demo Suara Ibu Peduli
    • Rilis JP
  • Jurnal Perempuan
    • Indonesian Feminist Journal
    • Kirim Tulisan
  • YJP PRESS
    • Buku Seri YJP Press
  • KAFFE
  • Podcast JP
    • Radio JP
  • Sahabat JP
    • Daftar Nama SJP
    • International Friends of JP
    • Blog SJP
    • Gathering SJP
  • Wacana Feminis
    • Tokoh Feminis
    • Cerpen/Puisi Feminis
  • Warta Feminis
  • Warung JP
    • Category
    • Daftar Toko Buku
  • Toeti Heraty Scholarship
    • Biodata Penerima Beasiswa 2022
    • Biodata Penerima Beasiswa 2023
    • Biodata Penerima Beasiswa 2024
    • Biodata Penerima Beasiswa 2025