![]() KAPAL Perempuan (Lingkaran Pendidikan Alternatif untuk Perempuan) telah menjadi salah satu organisasi masyarakat sipil yang lama berkarya dalam isu aktivisme perempuan Indonesia. Didirikan pada 8 Maret 2000, Institut KAPAL Perempuan berupaya membangun gerakan perempuan dan gerakan sosial yang kuat demi terciptanya masyarakat yang memiliki daya pikir kritis feminis, solidaritas, berkeadilan gender, setara, pluralis, transparan dan anti kekerasan. Dalam karya-karyanya, Institut KAPAL Perempuan mengembangkan fokus pendekatan pada pendidikan kritis feminis, yang salah satunya diwujudkan dalam inisiasi Sekolah Perempuan. Perempuan Muda di Daerah Terpencil Kepulauan: Tantangan dan Perjuangan untuk Akses dan Kesetaraan6/3/2025
![]() Pada Kamis (27/2/2025) lalu, telah diadakan Diseminasi Studi Kebijakan dan Realitas Kehidupan Perempuan Muda Marginal di Daerah Terpencil Kepulauan yang digelar secara daring oleh AKATIGA dan Universitas Parahyangan (UNPAR), bekerja sama dengan KAPAL Perempuan. Kegiatan ini diadakan secara daring melalui Zoom Meeting. Acara ini menghadirkan berbagai pihak, termasuk Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) Arifatul Choiri Fauzi, Direktur KAPAL Perempuan Budhis Utami, serta akademisi dan peneliti dari AKATIGA dan UNPAR. Kegiatan diseminasi ini bertujuan untuk mengungkap realitas perempuan muda di wilayah terpencil dan kepulauan dalam mengakses layanan dasar, kesempatan kerja, dan partisipasi dalam kepemimpinan lokal. Writing is Healing, Writing is Protecting: Catatan Perjalanan Pemulihan dan Perlindungan Diri5/3/2025
![]() Yayasan Nalar Naluri bersama OM Institute telah menyelenggarakan Diskusi Laporan Penelitian: Writing is Healing, Writing is Protecting di Kantor Pos Cikini pada Kamis (27/2/25). Buku ini merupakan hasil dari karya tulis peserta dalam kegiatan menulis “Writing is Healing, Writing is Protecting” yang diadakan di 4 kota: Sleman, Ponorogo, Purwokerto, Jakarta dalam rangka memperingati 16 Hari Anti Kekerasan Seksual (16HAKTP). Kegiatan launching buku ini dihadiri oleh Okky Madasari, Tsamrotul Ayu Masturoh, dan Kurnia Mega. Riset Women Research Institute Mengungkapkan Praktik Kekerasan terhadap Perempuan dalam Pemilu3/3/2025
![]() Women Research Institute (WRI) bersama Westminster Foundation for Democracy (WFD) meluncurkan hasil penelitian bertajuk “Kekerasan terhadap Perempuan dalam Pemilu 2024” pada Rabu (26/2/2025) di Hotel JW Luwansa, Jakarta. Penelitian tersebut dilaksanakan selama enam bulan. Mulai dari 1 Juli 2024 hingga 10 Januari 2025 dengan menggunakan metode survei, wawancara, dan focus group discussion, serta melibatkan subyek penelitian sebanyak 270 orang perempuan dan laki-laki. Adapun, penelitian ini menganalisis dinamika kekerasan terhadap perempuan pada Pemilu 2024, serta praktik-praktik yang mengancam partisipasi perempuan juga menggerus demokrasi secara keseluruhan. Kristi Poerwandari: Etika Kepedulian sebagai Strategi Feminis dalam Menavigasi Era Digital28/2/2025
![]() Bagaimana perempuan mengalami kerentanan dalam dunia digital? Bagaimana perempuan dianggap inferior dalam konsepsi moralitas kovensional? Bagaimana etika kepedulian menjadi suatu alternatif feminis dalam menanggapi krisis tersebut? Pertanyaan-pertanyaan tersebut menjadi pemantik kelas KAFFE Februari II 2025 bertajuk “Ethics of Care: Perempuan dan Kesehatan Mental di Era Digital” yang diampu oleh Prof. Dr. Elizabeth Kristi Poerwandari, M.Hum. (Pengajar di Fakultas Psikologi dan Prodi Kajian Gender, SKSG Universitas Indonesia). Diskusi ini telah dilangsungkan secara daring pada hari Rabu malam (26/2/2025). ![]() Kalyanamitra bersama Jurnal Perempuan melakukan diskusi santai 30 menit secara live di Instagram @y_kalyanamitra pada Rabu (19/02/2025) lalu, dengan mengangkat tema terkait “Kerja Perawatan: Apa Itu Kerja Perawatan?”. Diskusi dipandu oleh Nadila dari Kalayanamitra dan narasumber yaitu Direktur Eksekutif Yayasan Jurnal Perempuan, Abby Gina Boang Manalu. ![]() Habibie Center didukung oleh Canada Mission to ASEAN menggelar seminar bertajuk “TfGBV in the ASEAN Region and Pathways Towards Gender-Responsive Digital Cooperation in the Post-2025 Era” pada Selasa (18/2/2025). Seminar ini digelar dengan tujuan memahami langkah-langkah yang diambil Association of Southeast Asian Nations atau Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara (ASEAN) dan negara-negara anggotanya dalam menangani Technology-facilitated Gender Based Violence (TfGBV) atau kekerasan berbasis gender yang difasilitasi teknologi. Selain itu, seminar ini juga mengeksplorasi jalur kolaborasi antar pemangku kepentingan dalam memitigasi dan menangani TfGBV di Asia Tenggara. Seminar digelar di The Habibie Center, Jalan Kemang Selatan Nomor 98, Cilandak Timur, Jakarta Selatan dan disiarkan secara langsung melalui kanal YouTube The Habibie Center. Mata Harumi: Sastra sebagai Media Penyambung Rasa Suara Perempuan, Luka, dan Perlawanan dalam Cerita18/2/2025
![]() Pada, Jumat (14/2/2025) Komisi Nasional Anti Kekerasan terhadap Perempuan (Komnas Perempuan) menggelar peluncuran kumpulan cerpen Mata Harumi bertajuk "Cerpen Media Penyambung Rasa". Acara yang berlangsung secara hybrid di kantor Komnas Perempuan dan disiarkan langsung melalui YouTube ini menghadirkan berbagai tokoh, termasuk Putu Oka Sukanta selaku penulis Mata Harumi, Andy Yentriyani (Ketua Komnas Perempuan), Saras Dewi (akademisi), Luviana (jurnalis), Fathul Rizkoh (perwakilan kelompok muda), dan Yuni Asriyanti (perempuan pembela HAM). Acara ini juga dihadiri oleh penyintas kekerasan HAM 1965, organisasi masyarakat sipil, media feminis, dan akademisi. ![]() Komisi Nasional Anti Kekerasan terhadap Perempuan (Komnas Perempuan), Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM), Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI), dan Komisi Nasional Disabilitas (KND) telah melakukan konferensi pers secara daring pada Kamis (13/2/2025), dalam rangka memperingati Hari Pekerja Rumah Tangga (PRT) Nasional yang diperingati setiap tanggal 15 Februari. Empat lembaga HAM tersebut mendesak pemerintah untuk segera melakukan pengesahan Rancangan Undang-Undang Pelindungan Pekerja Rumah Tangga (RUU PPRT). ![]() Pada Rabu (12/2/2025), KEMITRAAN bersama Koalisi Rancangan Undang-Undang (RUU) Masyarakat Adat menggelar talkshow bertajuk “Perempuan Adat, Diskriminasi, dan Praktik Baik” di Ruang Ke Kini, Cikini, Jakarta Pusat, serta melalui Zoom Meeting. Acara ini menghadirkan narasumber Dian Purnomo (penulis dan peneliti), Agetha Lestari (Kaoem Telapak - Koalisi RUU Masyarakat Adat), Sabila (perempuan adat Desa Kaluppini, Enrekang, Sulawesi Selatan), dimoderatori oleh Tracy Pasaribu dari KEMITRAAN. Kegiatan ini bertujuan untuk mengangkat pengalaman perempuan adat dalam menghadapi diskriminasi berlapis serta memperjuangkan hak-haknya, sekaligus mendorong pengesahan RUU Masyarakat Adat yang telah lama mangkrak. |
Jurnal Perempuan
terindeks di: Archives
June 2025
Categories |