Jurnal Perempuan
  • TENTANG KAMI
    • Profil
    • Kontak
    • Laporan Tahunan
    • Demo Suara Ibu Peduli
    • Rilis JP
  • Jurnal Perempuan
    • Indonesian Feminist Journal
    • Kirim Tulisan
  • YJP PRESS
    • Buku Seri YJP Press
  • KAFFE
  • Podcast JP
    • Radio JP
  • Sahabat JP
    • Daftar Nama SJP
    • International Friends of JP
    • Blog SJP
    • Gathering SJP
  • Wacana Feminis
    • Tokoh Feminis
    • Cerpen/Puisi Feminis
  • Warta Feminis
  • Warung JP
    • Category
    • Daftar Toko Buku
  • Toeti Heraty Scholarship
    • Biodata Penerima Beasiswa 2022
    • Biodata Penerima Beasiswa 2023
    • Biodata Penerima Beasiswa 2024
    • Biodata Penerima Beasiswa 2025
Warta Feminis

Perempuan Muda di Daerah Terpencil Kepulauan: Tantangan dan Perjuangan untuk Akses dan Kesetaraan

6/3/2025

 
PictureDok. Jurnal Perempuan
     Pada Kamis (27/2/2025) lalu, telah diadakan Diseminasi Studi Kebijakan dan Realitas Kehidupan Perempuan Muda Marginal di Daerah Terpencil Kepulauan yang digelar secara daring oleh AKATIGA dan Universitas Parahyangan (UNPAR), bekerja sama dengan KAPAL Perempuan. Kegiatan ini diadakan secara daring melalui Zoom Meeting. Acara ini menghadirkan berbagai pihak, termasuk Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) Arifatul Choiri Fauzi, Direktur KAPAL Perempuan Budhis Utami, serta akademisi dan peneliti dari AKATIGA dan UNPAR. Kegiatan diseminasi ini bertujuan untuk mengungkap realitas perempuan muda di wilayah terpencil dan kepulauan dalam mengakses layanan dasar, kesempatan kerja, dan partisipasi dalam kepemimpinan lokal.

     Dalam pemaparannya, tim peneliti dari AKATIGA-UNPAR menyoroti bagaimana perempuan muda di daerah kepulauan menghadapi keterbatasan akses terhadap pendidikan, layanan kesehatan, dan peluang kerja. Fitri Ramadani, perempuan muda dari Pangkajene Kepulauan, berbagi pengalaman tentang sulitnya mendapatkan pendidikan tinggi karena terbatasnya akses, sarana, dan stereotip gender yang mengutamakan peran perempuan dalam ranah domestik. Sementara itu, Heni Tonengan dari Kepulauan Morotai menyoroti minimnya akses terhadap layanan kesehatan reproduksi, yang semakin memperburuk ketidakadilan gender di daerahnya.

     Kondisi ini sejalan dengan teori feminis interseksional yang dikembangkan oleh Kimberlé Crenshaw, yang menjelaskan bagaimana perempuan di wilayah marginal menghadapi penindasan berlapis akibat kombinasi antara gender, kelas, akses pendidikan, akses ekonomi, hingga lokasi geografis. Studi ini juga menemukan bahwa ekspektasi sosial dan norma patriarkal di daerah terpencil masih menempatkan perempuan muda dalam peran subordinatif, membatasi peluang mereka untuk berpartisipasi dalam ruang publik.

     Salah satu poin penting yang diangkat dalam diskusi adalah rendahnya keterlibatan perempuan muda dalam kepemimpinan lokal. Direktur KAPAL Perempuan, Budhis Utami, menegaskan bahwa faktor budaya dan norma sosial sering menjadi penghalang utama. Ada pandangan bahwa perempuan tidak perlu menjadi pemimpin, padahal mereka yang paling memahami kebutuhan perempuan dan komunitasnya.
​

     Pemaparan ini dapat dikaitkan dengan perspektif feminist everyday political economy yang dikembangkan oleh Juanita Elias dan Shirin Rai. Elias dan Rai melihat bahwa everyday life bukan hanya sekadar ruang aktivitas sehari-hari, tetapi juga arena politik di mana hubungan sosial diproduksi, direproduksi, dan diatur. Secara ruang, perempuan di kepulauan terpencil sering menghadapi keterbatasan infrastruktur dan akses terhadap layanan dasar seperti kesehatan, pendidikan, dan transportasi. Ruang yang terisolasi membuat mereka lebih bergantung pada kerja-kerja sosial reproduksi (mengurus rumah tangga, komunitas, dan ekonomi berbasis subsisten), yang sering kali tidak diakui secara ekonomi.
​
Picture
Dok. Jurnal Perempuan
     Secara waktu, beban kerja perempuan di kepulauan terpencil sangat berat karena mereka tidak hanya bertanggung jawab atas rumah tangga, tetapi juga pertanian, perikanan, dan kegiatan ekonomi informal. Waktu mereka tersita untuk pekerjaan tak berbayar, sementara akses mereka terhadap kesempatan ekonomi formal sangat terbatas. Ketika infrastruktur minim--misalnya, ketika harus berjalan jauh untuk mendapatkan air bersih atau fasilitas kesehatan--perempuan kehilangan lebih banyak waktu untuk mengurus kebutuhan dasar keluarga.

     Kemudian berkaitan dengan aspek kekerasan, kekerasan struktural terlihat dalam bentuk keterbatasan akses terhadap layanan kesehatan reproduksi, pendidikan, dan pelindungan hukum. Eksploitasi tenaga kerja perempuan dalam sektor informal sering tidak diperhatikan oleh kebijakan yang adil. Kekerasan berbasis gender (KBG) seperti KDRT, perkawinan anak, hingga femisida akan lebih sulit untuk dilaporkan dan ditangani karena kurangnya fasilitas perlindungan dan stigma sosial yang kuat dalam komunitas kecil.

     Meski menghadapi berbagai tantangan struktural yang signifikan, perempuan muda di kepulauan tetap menunjukkan daya juang mereka. Salah satu strategi yang mereka lakukan adalah membangun komunitas belajar alternatif melalui organisasi masyarakat sipil. Studi ini menemukan bahwa pendidikan non-formal dapat menjadi alternatif jalan keluar bagi perempuan muda yang tidak bisa melanjutkan sekolah formal.

     Direktur PUSKAPA UI, Putu Maitra, menyoroti pentingnya pendekatan berbasis komunitas dalam meningkatkan kapasitas perempuan muda. "Kita perlu memastikan bahwa perempuan muda memiliki ruang untuk mengembangkan potensinya, termasuk melalui pendidikan yang lebih inklusif," katanya.
​

     Melalui diseminasi studi ini, diharapkan adanya kebijakan yang lebih berpihak pada perempuan muda marginal di daerah terpencil, terutama dalam membuka akses pendidikan, layanan kesehatan, keadilan hukum, dan peluang ekonomi. Dengan pendekatan berbasis keadilan gender, upaya pemberdayaan perempuan di daerah kepulauan harus menjadi bagian dari agenda pembangunan yang inklusif dan berkelanjutan. (Putu Gadis Arvia Puspa)
​

Comments are closed.
    Jurnal Perempuan
    ​
    terindeks di:
    Picture

    Archives

    June 2025
    May 2025
    April 2025
    March 2025
    February 2025
    January 2025
    December 2024
    November 2024
    October 2024
    September 2024
    August 2024
    July 2024
    June 2024
    May 2024
    April 2024
    March 2024
    February 2024
    January 2024
    December 2023
    November 2023
    October 2023
    September 2023
    August 2023
    July 2023
    June 2023
    May 2023
    April 2023
    March 2023
    February 2023
    January 2023
    December 2022
    November 2022
    October 2022
    September 2022
    August 2022
    July 2022
    June 2022
    May 2022
    April 2022
    March 2022
    February 2022
    January 2022
    December 2021
    November 2021
    October 2021
    September 2021
    August 2021
    July 2021
    June 2021
    April 2021
    March 2021
    February 2021
    January 2021
    December 2020
    October 2020
    August 2020
    July 2020
    June 2020
    April 2020
    March 2020
    February 2020
    January 2020
    December 2019
    November 2019
    October 2019
    September 2019
    August 2019
    July 2019
    June 2019
    May 2019
    April 2019
    March 2019
    February 2019
    January 2019
    December 2018
    November 2018
    October 2018
    September 2018
    August 2018
    July 2018
    June 2018
    May 2018
    April 2018
    March 2018
    February 2018
    January 2018
    December 2017
    October 2017
    September 2017
    August 2017
    July 2017
    June 2017
    May 2017
    April 2017
    March 2017
    December 2016
    November 2016
    September 2016
    August 2016
    July 2016
    June 2016
    May 2016
    April 2016
    March 2016
    February 2016
    January 2016
    December 2015
    November 2015
    October 2015
    September 2015
    August 2015
    July 2015
    June 2015
    May 2015
    April 2015
    March 2015
    February 2015
    January 2015
    December 2014
    November 2014
    October 2014
    September 2014
    August 2014
    July 2014
    June 2014

    Categories

    All

    RSS Feed

Yayasan Jurnal Perempuan| Alamanda Tower, 25th Floor | Jl. T.B. Simatupang Kav. 23-24 Jakarta 12430 | Telp. +62 21 2965 7992 Fax. +62 21 2927 7888 | [email protected]
  • TENTANG KAMI
    • Profil
    • Kontak
    • Laporan Tahunan
    • Demo Suara Ibu Peduli
    • Rilis JP
  • Jurnal Perempuan
    • Indonesian Feminist Journal
    • Kirim Tulisan
  • YJP PRESS
    • Buku Seri YJP Press
  • KAFFE
  • Podcast JP
    • Radio JP
  • Sahabat JP
    • Daftar Nama SJP
    • International Friends of JP
    • Blog SJP
    • Gathering SJP
  • Wacana Feminis
    • Tokoh Feminis
    • Cerpen/Puisi Feminis
  • Warta Feminis
  • Warung JP
    • Category
    • Daftar Toko Buku
  • Toeti Heraty Scholarship
    • Biodata Penerima Beasiswa 2022
    • Biodata Penerima Beasiswa 2023
    • Biodata Penerima Beasiswa 2024
    • Biodata Penerima Beasiswa 2025