Jurnal Perempuan
  • TENTANG KAMI
    • Profil
    • Kontak
    • Laporan Tahunan
    • Demo Suara Ibu Peduli
    • Rilis JP
  • Jurnal Perempuan
    • Kirim Tulisan
  • YJP PRESS
    • Buku Seri YJP Press
  • KAFFE
  • Radio JP
    • Podcast JP
  • Sahabat JP
    • Daftar Nama SJP
    • International Friends of JP
    • Blog SJP
    • Gathering SJP
  • Wacana Feminis
    • Tokoh Feminis
    • Cerpen/Puisi Feminis
  • Warta Feminis
  • Warung JP
    • Category
    • Daftar Toko Buku
  • Toeti Heraty Scholarship
    • Biodata Penerima Beasiswa 2022
    • Biodata Penerima Beasiswa 2023
    • Biodata Penerima Beasiswa 2024
Warta Feminis

NyataNyala: Kampanye untuk Tempat Kerja Aman dan Bebas Kekerasan terhadap Perempuan

19/11/2024

 
PictureDok. Jurnal Perempuan
     Jumat (15/11/24) yang lalu, Indonesia untuk Kemanusiaan (IKa), bekerja sama dengan Komnas Perempuan dan Delegasi Uni Eropa, dan International Society of Sustainability Professionals (ISSP), mengadakan konferensi pers di Ke:kini Ruang Bersama, Jakarta. Konferensi pers ini  dalam rangka memperingati Hari Sumpah Pemuda dan menyambut Kampanye 16 Hari Anti Kekerasan terhadap Perempuan (16 HAKTP), Indonesia untuk Kemanusiaan (IKa).

     Acara yang mengusung tema “Lindungi Semua, Penuhi Hak Korban, Akhiri Kekerasan terhadap Perempuan” ini menyoroti urgensi menciptakan lingkungan kerja yang aman dan inklusif bagi perempuan. Berdasarkan laporan Catatan Tahunan (CATAHU) Komnas Perempuan 2023, tercatat 289.111 kasus kekerasan terhadap perempuan, dengan korban terbesar berasal dari kelompok usia 18-24 tahun.
 
     "Kampanye NyataNyala ini menggerakkan generasi muda untuk memahami, peduli, dan bertindak demi menghentikan kekerasan terhadap perempuan, khususnya di tempat kerja," ujar Sita Supomo, Direktur Eksekutif IKa. Ia menambahkan bahwa dukungan dari seluruh elemen masyarakat, termasuk dunia usaha, sangat dibutuhkan untuk menciptakan lingkungan kerja yang bebas kekerasan.
 
     Kampanye ini berfokus pada edukasi dan penggalangan dukungan publik melalui Pundi Perempuan, sebuah program yang telah membantu lebih dari 2.481 korban kekerasan melalui 173 organisasi pengada layanan di seluruh Indonesia. Komisioner Komnas Perempuan, Bahrul Fuad, menyampaikan pentingnya sinergi antara organisasi masyarakat, pemerintah, dan dunia usaha dalam menangani fenomena gunung es kekerasan berbasis gender. "Meningkatnya laporan kasus menunjukkan bahwa korban semakin berani melapor. Ini adalah perkembangan positif, namun kerja kolaborasi harus terus diperkuat," ungkapnya.
 
     Dalam sesi tanya jawab, seorang peserta mengangkat isu tentang kurangnya representasi perempuan di Komisi VIII DPR RI 2024 yang dinilai menghambat penyelesaian isu kekerasan berbasis gender. Pertanyaan ini mendapat tanggapan dari Komisioner Komnas Perempuan Bahrul Fuad. "Hal ini sangat disayangkan karena kurangnya representasi perempuan berarti berkurangnya perspektif gender dalam kebijakan parlemen. Ini menjadi tantangan serius untuk menciptakan regulasi yang benar-benar adil," ujar Fuad.
 
     Pernyataan ini diperkuat oleh Sita Supomo, yang menegaskan pentingnya mendorong perubahan pola pikir di parlemen. “Kita harus mendesak bapak-bapak di DPR untuk benar-benar memahami dan mengatasi isu gender. Perubahan hanya bisa terjadi jika ada keberanian untuk mendorong kebijakan berbasis keadilan gender," jelasnya.
 
     Doty Damayanti dari ISSP menambahkan bahwa seluruh elemen masyarakat, termasuk dunia usaha dan profesional muda, harus lebih sadar dan terlibat aktif. "Kita harus lebih peka terhadap isu gender di setiap aspek kehidupan, termasuk dalam kebijakan publik. Kesadaran ini adalah langkah awal untuk perubahan besar," katanya.
 
     Selain di tingkat kebijakan, tantangan juga muncul di lapangan. Di daerah terpencil, misalnya, banyak korban kekerasan yang kesulitan mengakses layanan pengaduan dan bantuan. Program seperti Pundi Perempuan, yang menyediakan dukungan kepada Women’s Crisis Center (WCC) di berbagai wilayah Indonesia, menjadi sangat penting. Namun, pendanaan masih menjadi kendala besar.
 
     "Kekerasan terhadap perempuan bukan hanya tanggung jawab individu, melainkan tantangan sistemik yang harus diselesaikan melalui kerja kolaborasi," ungkap Doty. Upaya ini mencakup dukungan dari sektor swasta, pemerintah, dan masyarakat untuk memastikan layanan yang lebih luas dan berkesinambungan.
 
     Kampanye NyataNyala juga menyoroti pentingnya peran generasi muda dalam menghapus kekerasan berbasis gender. Kampanye ini mengajak anak muda untuk aktif mendukung korban melalui donasi dan pendidikan kritis terkait bentuk-bentuk kekerasan.
 
     Acara ini ditutup dengan komitmen untuk memperjuangkan keadilan gender di berbagai sektor, termasuk dunia kerja dan kebijakan publik. Gerakan ini tidak hanya mencegah kekerasan, tetapi juga membangun solidaritas untuk mendukung para penyintas. Dengan kolaborasi lintas sektor, kampanye NyataNyala diharapkan menjadi langkah konkret menuju masyarakat yang lebih adil, setara, dan bebas dari kekerasan. (Gloria Sarah Saragih)

Comments are closed.
    Jurnal Perempuan
    ​
    terindeks di:
    Picture

    Archives

    May 2025
    April 2025
    March 2025
    February 2025
    January 2025
    December 2024
    November 2024
    October 2024
    September 2024
    August 2024
    July 2024
    June 2024
    May 2024
    April 2024
    March 2024
    February 2024
    January 2024
    December 2023
    November 2023
    October 2023
    September 2023
    August 2023
    July 2023
    June 2023
    May 2023
    April 2023
    March 2023
    February 2023
    January 2023
    December 2022
    November 2022
    October 2022
    September 2022
    August 2022
    July 2022
    June 2022
    May 2022
    April 2022
    March 2022
    February 2022
    January 2022
    December 2021
    November 2021
    October 2021
    September 2021
    August 2021
    July 2021
    June 2021
    April 2021
    March 2021
    February 2021
    January 2021
    December 2020
    October 2020
    August 2020
    July 2020
    June 2020
    April 2020
    March 2020
    February 2020
    January 2020
    December 2019
    November 2019
    October 2019
    September 2019
    August 2019
    July 2019
    June 2019
    May 2019
    April 2019
    March 2019
    February 2019
    January 2019
    December 2018
    November 2018
    October 2018
    September 2018
    August 2018
    July 2018
    June 2018
    May 2018
    April 2018
    March 2018
    February 2018
    January 2018
    December 2017
    October 2017
    September 2017
    August 2017
    July 2017
    June 2017
    May 2017
    April 2017
    March 2017
    December 2016
    November 2016
    September 2016
    August 2016
    July 2016
    June 2016
    May 2016
    April 2016
    March 2016
    February 2016
    January 2016
    December 2015
    November 2015
    October 2015
    September 2015
    August 2015
    July 2015
    June 2015
    May 2015
    April 2015
    March 2015
    February 2015
    January 2015
    December 2014
    November 2014
    October 2014
    September 2014
    August 2014
    July 2014
    June 2014

    Categories

    All

    RSS Feed

Yayasan Jurnal Perempuan| Alamanda Tower, 25th Floor | Jl. T.B. Simatupang Kav. 23-24 Jakarta 12430 | Telp. +62 21 2965 7992 Fax. +62 21 2927 7888 | [email protected]
  • TENTANG KAMI
    • Profil
    • Kontak
    • Laporan Tahunan
    • Demo Suara Ibu Peduli
    • Rilis JP
  • Jurnal Perempuan
    • Kirim Tulisan
  • YJP PRESS
    • Buku Seri YJP Press
  • KAFFE
  • Radio JP
    • Podcast JP
  • Sahabat JP
    • Daftar Nama SJP
    • International Friends of JP
    • Blog SJP
    • Gathering SJP
  • Wacana Feminis
    • Tokoh Feminis
    • Cerpen/Puisi Feminis
  • Warta Feminis
  • Warung JP
    • Category
    • Daftar Toko Buku
  • Toeti Heraty Scholarship
    • Biodata Penerima Beasiswa 2022
    • Biodata Penerima Beasiswa 2023
    • Biodata Penerima Beasiswa 2024