Jurnal Perempuan
  • TENTANG KAMI
    • Profil
    • Kontak
    • Laporan Tahunan
    • Demo Suara Ibu Peduli
    • Rilis JP
  • Jurnal Perempuan
    • Indonesian Feminist Journal
    • Kirim Tulisan
  • YJP PRESS
    • Buku Seri YJP Press
  • KAFFE
    • Booklet KAFFE
  • Podcast JP
    • Radio JP
  • Sahabat JP
    • Daftar Nama SJP
    • International Friends of JP
    • Blog SJP
    • Gathering SJP
  • Wacana Feminis
    • Tokoh Feminis
    • Cerpen/Puisi Feminis
  • Warta Feminis
  • Warung JP
    • Daftar Toko Buku
  • Toeti Heraty Scholarship
    • Biodata Penerima Beasiswa 2022
    • Biodata Penerima Beasiswa 2023
    • Biodata Penerima Beasiswa 2024
    • Biodata Penerima Beasiswa 2025
Warta Feminis

KAFFE Oktober 2025: Feminisme sebagai Etika Perawatan, Bukan Sekadar Teori

27/10/2025

 
PictureDok. Jurnal Perempuan
     Kajian Feminisme dan Filsafat (KAFFE) kembali menyelenggarakan diskusi yang penting untuk diperbincangkan pada hari ini, pembahasan mengenai “Kekuasaan dan Politik Feminis" dilaksanakan pada Jumat (19/9/2025) melalui Zoom Meeting. Diskusi ini diampu oleh Rocky Gerung yang merupakan seorang akademisi filsafat Indonesia dan dimoderatori oleh Asterlita Tirsa Raha dari staf redaksi Jurnal Perempuan. Diskusi ini memperbincangkan perihal bagaimana membayangkan demokrasi Indonesia yang berpihak pada kehidupan, bukan sekadar pada kekuasaan.

     Rocky Gerung membuka diskusi dengan pertanyaan reflektif, “Sebetulnya kekuasaan itu bisa dihadapkan kepada siapa?” Rocky menekankan bahwa struktur politik dan budaya Indonesia masih didominasi logika patriarki yang menempatkan laki-laki sebagai pemilik wacana dan akses kekuasaan, sehingga demokrasi tidak akan efektif jika pengalaman separuh penduduk—khususnya perempuan—terus dipinggirkan. Bahkan Aristoteles menganggap bahwa kekuasaan, virtue (keagungan) adalah properti laki-laki. Rocky menyatakan, “Tanpa adanya kesetaraan gender, tidak ada demokrasi.” Diskusi banyak berpusat pada bahasan feminisme sebagai ethics of care dan mengembalikan ruang yang semestinya kepada perempuan. 

     ”Virtue harus diselamatkan dari sifatnya yang patriarkis kepada sifatnya yang feminis,” tambah Rocky.

     Rocky menepis stereotip kelemahan biologis perempuan yang selama ini digunakan untuk menjustifikasi pengecualian perempuan dari ruang kekuasaan. Sebaliknya, Rocky menegaskan bahwa pengalaman ketubuhan perempuan, seperti kemampuan menahan rasa sakit dan ketelitian pengambilan keputusan, seharusnya dilihat sebagai modal etis dan politik. Rocky juga menyinggung mengenai fenomena ketika perempuan menuntut ruang, suara perempuan sering ditanggapi dengan curiga, seolah afirmasi adalah bentuk keistimewaan, bukan keadilan.

     Diskusi mengalir ke sejarah politik Indonesia. Diskusi mengingat bagaimana perempuan aktivis Gerwani pada masa lalu dibungkam dan distigma, yang menjadikan politik perempuan menjadi tabu. Rocky menilai trauma kolektif itu masih terasa hingga kini.

     “Pasca-1965, perempuan belajar bahwa terlalu vokal berarti berisiko. Maka politik jadi dunia yang dihindari,” ujarnya. Stigma itu menumbuhkan jarak antara pengalaman perempuan sehari-hari dan wajah politik yang tampak di publik.
Picture
Dok. Jurnal Perempuan
     Walaupun sekarang perempuan banyak terlibat di ruang publik dan politik, perlu diingat bahwa keterlibatan perempuan di ruang publik bukan berarti bebas dari ‘jebakan’. Di banyak tempat, kehadiran perempuan justru direduksi menjadi simbol yang harus bercitra lembut dan bersih. Rocky mengingatkan, “Kita perlu hati-hati membedakan antara politik yang memakai citra perempuan dan politik yang betul-betul memperjuangkan pengalaman perempuan.” Representasi simbolik tanpa perubahan nilai, menurut Rocky hanya akan melanggengkan ethics of rights (etika yang menekankan hak dan aturan), padahal seharusnya diterapkan ethics of care, yaitu etika perawatan yang menempatkan empati, hubungan, dan keberlanjutan sebagai nilai utama.

     ​Diskusi juga mengaitkan krisis ekonomi dengan meningkatnya beban dan kekerasan terhadap perempuan. Ketika pendapatan rumah tangga tertekan, perempuan sering kali menanggung dampak sosial dan kesehatan paling berat, sementara kebijakan ekonomi cenderung mengabaikan perspektif perawatan dan kebutuhan perempuan. Rocky menekankan bahwa di Indonesia yang pertama kali mengalami kekerasan ketika jatuhnya ekonomi adalah perempuan. Rocky memberi contoh jika pendapatan rumah tangga berkurang dan istri harus membuatkan minuman untuk suami tanpa gula (karena harga gula naik—red), maka yang pertama disalahkan dan menerima kekerasan adalah istri.
Picture
Dok. Jurnal Perempuan
     Dimensi lain yang dianggap penting juga pendidikan. Kajian gender di kampus sering kali dianggap pelengkap, bukan pusat refleksi. Padahal menurut Rocky, universitas adalah tempat menanamkan habits of the heart, yaitu kebiasaan batin yang membentuk cara berpikir dan berelasi. Tanpa perubahan epistemik di lembaga pendidikan, keadilan gender hanya akan menjadi jargon. Bersama beberapa peserta kelas, Rocky mendiskusikan cara menerjemahkan gagasan ethics of care ke dalam gerakan sosial hari ini. Ethics of care harus dimulai dari yang konkret, seperti dalam kampus, komunitas, bahkan rumah tangga. “Perawatan bukan pekerjaan perempuan. Ia adalah tanggung jawab politik. Negara yang adil adalah negara yang merawat,” tukasnya.

     ​Rocky menutup diskusi dengan menjelaskan bahwa feminisme bukan sekadar disiplin intelektual, feminisme adalah cara berkehidupan yang berakar pada etika perawatan. Feminisme menolak reduksi pengetahuan menjadi sekadar data, sebab pengetahuan perempuan lahir dari pengalaman ketubuhan yang berhadapan langsung dengan realitas kekuasaan. Feminisme sejatinya memelihara kesadaran etis, membangun sisterhood yang saling merawat, dan selalu berpaut dengan kehidupan. Feminisme sejatinya hidup, bergerak dan mengubah. (Putri Nurfitriani)

Comments are closed.
    Jurnal Perempuan
    ​
    terindeks di:
    Picture

    Archives

    October 2025
    September 2025
    August 2025
    July 2025
    June 2025
    May 2025
    April 2025
    March 2025
    February 2025
    January 2025
    December 2024
    November 2024
    October 2024
    September 2024
    August 2024
    July 2024
    June 2024
    May 2024
    April 2024
    March 2024
    February 2024
    January 2024
    December 2023
    November 2023
    October 2023
    September 2023
    August 2023
    July 2023
    June 2023
    May 2023
    April 2023
    March 2023
    February 2023
    January 2023
    December 2022
    November 2022
    October 2022
    September 2022
    August 2022
    July 2022
    June 2022
    May 2022
    April 2022
    March 2022
    February 2022
    January 2022
    December 2021
    November 2021
    October 2021
    September 2021
    August 2021
    July 2021
    June 2021
    April 2021
    March 2021
    February 2021
    January 2021
    December 2020
    October 2020
    August 2020
    July 2020
    June 2020
    April 2020
    March 2020
    February 2020
    January 2020
    December 2019
    November 2019
    October 2019
    September 2019
    August 2019
    July 2019
    June 2019
    May 2019
    April 2019
    March 2019
    February 2019
    January 2019
    December 2018
    November 2018
    October 2018
    September 2018
    August 2018
    July 2018
    June 2018
    May 2018
    April 2018
    March 2018
    February 2018
    January 2018
    December 2017
    October 2017
    September 2017
    August 2017
    July 2017
    June 2017
    May 2017
    April 2017
    March 2017
    December 2016
    November 2016
    September 2016
    August 2016
    July 2016
    June 2016
    May 2016
    April 2016
    March 2016
    February 2016
    January 2016
    December 2015
    November 2015
    October 2015
    September 2015
    August 2015
    July 2015
    June 2015
    May 2015
    April 2015
    March 2015
    February 2015
    January 2015
    December 2014
    November 2014
    October 2014
    September 2014
    August 2014
    July 2014
    June 2014

    Categories

    All

    RSS Feed

Yayasan Jurnal Perempuan| Alamanda Tower, 25th Floor | Jl. T.B. Simatupang Kav. 23-24 Jakarta 12430 | Telp. +62 21 2965 7992 Fax. +62 21 2927 7888 | [email protected]
  • TENTANG KAMI
    • Profil
    • Kontak
    • Laporan Tahunan
    • Demo Suara Ibu Peduli
    • Rilis JP
  • Jurnal Perempuan
    • Indonesian Feminist Journal
    • Kirim Tulisan
  • YJP PRESS
    • Buku Seri YJP Press
  • KAFFE
    • Booklet KAFFE
  • Podcast JP
    • Radio JP
  • Sahabat JP
    • Daftar Nama SJP
    • International Friends of JP
    • Blog SJP
    • Gathering SJP
  • Wacana Feminis
    • Tokoh Feminis
    • Cerpen/Puisi Feminis
  • Warta Feminis
  • Warung JP
    • Daftar Toko Buku
  • Toeti Heraty Scholarship
    • Biodata Penerima Beasiswa 2022
    • Biodata Penerima Beasiswa 2023
    • Biodata Penerima Beasiswa 2024
    • Biodata Penerima Beasiswa 2025