Jurnal Perempuan
  • TENTANG KAMI
    • Profil
    • Kontak
    • Laporan Tahunan
    • Demo Suara Ibu Peduli
    • Rilis JP
  • Jurnal Perempuan
    • Kirim Tulisan
  • YJP PRESS
    • Buku Seri YJP Press
  • KAFFE
  • Radio JP
    • Podcast JP
  • Sahabat JP
    • Daftar Nama SJP
    • International Friends of JP
    • Blog SJP
    • Gathering SJP
  • Wacana Feminis
    • Tokoh Feminis
    • Cerpen/Puisi Feminis
  • Warta Feminis
  • Warung JP
    • Category
    • Daftar Toko Buku
  • Toeti Heraty Scholarship
    • Biodata Penerima Beasiswa 2022
    • Biodata Penerima Beasiswa 2023
    • Biodata Penerima Beasiswa 2024
Warta Feminis

HuMa Voice: Menakar Strategi Untuk Masa Depan Kebijakan Hutan Adat

21/3/2025

 
PictureDok. Jurnal Perempuan
     Dalam beberapa tahun belakangan, pemerintah Indonesia telah mengambil langkah strategis dalam mempercepat pengakuan hutan adat melalui berbagai kebijakan dan regulasi. Namun, dalam implementasinya, masih terdapat berbagai tantangan seperti tumpang tindih peraturan, konflik tenurial, minimnya akses masyarakat adat terhadap sumber daya, serta perubahan dinamika sosial dan ekonomi yang dapat memengaruhi keberlanjutan hutan adat.

     Guna menjawab tantangan tersebut, Perkumpulan HuMa Indonesia kembali mengadakan kegiatan HuMa Voice dengan tajuk “Menakar Strategi Untuk Masa Depan Kebijakan Hutan Adat”. Tim Jurnal Perempuan berkesempatan untuk hadir langsung dalam kegiatan tersebut, yang diadakan pada hari Kamis (20/3/2025) sore di Kantor Perkumpulan HuMa yang berlokasi di bilangan Pasar Minggu, Jakarta Selatan.
 
     Kegiatan ini menghadirkan empat tokoh yang membagikan pengalaman dan pembelajaran mereka dari aktivisme dan implementasi kebijakan hutan adat. Mereka adalah Amran Tambaru (Koalisi Hutan Adat, Yayasan Merah Putih Sulawesi Tengah), Rainal Daus (KKI Warsi), Dr. Rina Mardiana (IPB University), dan Julmansyah (mewakili Kementerian Kehutanan RI).
 
     Pada sesi pertama, Amran Tambaru dari Koalisi Hutan membagikan pengalaman dan pembelajaran beliau dalam proses penetapan hutan adat Wana Posangke, Sulawesi Tengah. Beliau menceritakan kegiatan-kegiatan yang telah dilaluinya dalam kerja-kerja kolaborasi inisiasi awal kebijakan penetapan hutan adat, serta kronik waktu dan sejarah kebijakan penetapan hutan adat pasca Putusan MK No. 35 tahun 2012. Di akhir penyampaiannya, beliau menekankan pentingnya jejaring kerja organisasi masyarakat sipil di level nasional serta fasilitasi tindakan politik pemerintah untuk mempercepat penetapan hutan adat dan memecah kebuntuan akan pengakuan terhadap hutan adat. Pada sesi kedua, Julmansyah selaku Direktur Penanganan Konflik Tenurial dan Hutan Adat, Kementerian Kehutanan, menanggapi pemaparan Amran dengan pemaparan terkait situasi kondisi kebijakan penetapan hutan adat saat ini, serta strategi percepatannya.
 
     Pada sesi ketiga, Rainal Daus selaku Wakil Direktur KKI Warsi membagikan pengalaman pemberdayaan masyarakat adat dan pengelolaan hutan adat pasca penetapannya di Masyarakat Hukum Adat Serampas, Kab. Merangin, Jambi. Beliau menceritakan inovasi-inovasi yang telah dilaksanakan di sana, antara lain integrasi hutan adat dalam pembangunan desa, perbaikan mutu dan tata niaga kopi di luar kawasan hutan, pemanfaatan sungai hutan adat melalui pembangkit listrik tenaga mikro hidro (PLTMH), dan pengembangan danau lokal sebagai lokasi ekowisata. Beliau menekankan pentingnya ketahanan sosial melalui distribusi manfaat terhadap hasil pengelolaan hutan adat dan sumber daya alam (SDA) lokal. Di sesi terakhir, Rina Mardiana, akademisi dari Fakultas Ekologi Manusia IPB University, membagikan pengalaman teknis keterlibatannya dalam proses verifikasi hutan adat, serta kompleksitas inter/multi/trans-disiplineritas isu hutan adat. Acara kemudian diakhiri dengan buka bersama.
 
     Hutan adat memiliki peran yang sangat penting dalam menjaga keseimbangan ekosistem, melestarikan keanekaragaman hayati, serta menopang kehidupan masyarakat adat yang bergantung pada sumber daya alamnya. Pengakuan dan perlindungan terhadapnya tidak hanya krusial demi keadilan ekologis, tetapi juga sudah selayaknya sebagai bentuk penghormatan terhadap masyarakat adat yang telah lama mendiami, mengelola, dan menjaga bumi secara berkelanjutan.
 
     Melalui forum ini, diharapkan dapat dirumuskan strategi konkret yang dapat menjadi pijakan bagi kebijakan yang lebih progresif dan berkeadilan dalam pengelolaan hutan adat di masa depan.
 
     Perkumpulan HuMa adalah organisasi nirlaba yang bergerakan dalam isu pembaharuan hukum, terutama yang terkait dengan tanah dan sumber daya alam, dengan menekankan pada HAM, keadilan sosial, keragaman budaya, dan kelestarian ekosistem. HuMA bertujuan mewujudkan tatanan sosial yang adil melalui penataan sistem penguasaan dan pengelolaan SDA yang menempatkan rakyat sebagai aktor utamanya. (Faiz Abimanyu Wiguna)
​

Comments are closed.
    Jurnal Perempuan
    ​
    terindeks di:
    Picture

    Archives

    May 2025
    April 2025
    March 2025
    February 2025
    January 2025
    December 2024
    November 2024
    October 2024
    September 2024
    August 2024
    July 2024
    June 2024
    May 2024
    April 2024
    March 2024
    February 2024
    January 2024
    December 2023
    November 2023
    October 2023
    September 2023
    August 2023
    July 2023
    June 2023
    May 2023
    April 2023
    March 2023
    February 2023
    January 2023
    December 2022
    November 2022
    October 2022
    September 2022
    August 2022
    July 2022
    June 2022
    May 2022
    April 2022
    March 2022
    February 2022
    January 2022
    December 2021
    November 2021
    October 2021
    September 2021
    August 2021
    July 2021
    June 2021
    April 2021
    March 2021
    February 2021
    January 2021
    December 2020
    October 2020
    August 2020
    July 2020
    June 2020
    April 2020
    March 2020
    February 2020
    January 2020
    December 2019
    November 2019
    October 2019
    September 2019
    August 2019
    July 2019
    June 2019
    May 2019
    April 2019
    March 2019
    February 2019
    January 2019
    December 2018
    November 2018
    October 2018
    September 2018
    August 2018
    July 2018
    June 2018
    May 2018
    April 2018
    March 2018
    February 2018
    January 2018
    December 2017
    October 2017
    September 2017
    August 2017
    July 2017
    June 2017
    May 2017
    April 2017
    March 2017
    December 2016
    November 2016
    September 2016
    August 2016
    July 2016
    June 2016
    May 2016
    April 2016
    March 2016
    February 2016
    January 2016
    December 2015
    November 2015
    October 2015
    September 2015
    August 2015
    July 2015
    June 2015
    May 2015
    April 2015
    March 2015
    February 2015
    January 2015
    December 2014
    November 2014
    October 2014
    September 2014
    August 2014
    July 2014
    June 2014

    Categories

    All

    RSS Feed

Yayasan Jurnal Perempuan| Alamanda Tower, 25th Floor | Jl. T.B. Simatupang Kav. 23-24 Jakarta 12430 | Telp. +62 21 2965 7992 Fax. +62 21 2927 7888 | [email protected]
  • TENTANG KAMI
    • Profil
    • Kontak
    • Laporan Tahunan
    • Demo Suara Ibu Peduli
    • Rilis JP
  • Jurnal Perempuan
    • Kirim Tulisan
  • YJP PRESS
    • Buku Seri YJP Press
  • KAFFE
  • Radio JP
    • Podcast JP
  • Sahabat JP
    • Daftar Nama SJP
    • International Friends of JP
    • Blog SJP
    • Gathering SJP
  • Wacana Feminis
    • Tokoh Feminis
    • Cerpen/Puisi Feminis
  • Warta Feminis
  • Warung JP
    • Category
    • Daftar Toko Buku
  • Toeti Heraty Scholarship
    • Biodata Penerima Beasiswa 2022
    • Biodata Penerima Beasiswa 2023
    • Biodata Penerima Beasiswa 2024