Pada Sabtu (17/8/2024), dalam rangka merayakan hari kemerdekaan Republik Indonesia yang ke-79, Komunitas Perempuan Nelayan Puspita Bahari membagikan pembalut kain dan tanaman kepada perempuan di Dukuh Timbulsloko, Kecamatan Sayung, Kabupaten Demak. Kegiatan ini dilakukan setelah upacara bendera di atas air yang dilakukan oleh warga dengan dukungan berbagai pihak seperti Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Semarang, KIARA, Persaudaraan Perempuan Nelayan Indonesia (PPNI), Yayasan Humanis, Lab Ilmu Komunikasi Universitas Islam Indonesia, dan termasuk Puspita Bahari. Pembagian pembalut kain dan tanaman merupakan bentuk dukungan untuk dari perempuan untuk perempuan dalam menghadapi krisis iklim. Wilayah pesisir utara Kabupaten Demak kini terancam krisis iklim, yakni banjir rob. Dampak ini dirasakan nyata oleh perempuan salah satunya di Dukuh Timbulsloko, Desa Timbulsloko, Kabupaten Demak. Perempuan sulit mengakses air bersih, sanitasi yang layak, fasilitas kesehatan, karena terputusnya akses jalan akibat banjir rob. Selain itu, terjadi penurunan pendapatan keluarga sejak banjir rob menenggelamkan sawah, tambak, dan rumah warga. Hal ini menambah kondisi sulit bagi warga khususnya perempuan. Sebagai bentuk solidaritas, Puspita Bahari turut merayakan hari kemerdekaan dengan pembalut kain dan tanaman.
Pembagian pembalut kain ini merupakan kerjasama Puspita Bahari dengan organisasi Biyung sejak tahun 2023 dengan slogan "Perempuan Bantu Perempuan". Di tahun 2023, Puspita Bahari memproduksi 660 lembar pembalut kain yang telah dibagikan kepada kelompok perempuan rentan di pesisir Demak, termasuk perempuan Timbulsloko yang terdampak krisis iklim. Pada 17 Agustus 2024 ini, Puspita Bahari membagikan 72 pembalut kain tambahan untuk perempuan dewasa dan remaja Timbulsloko. "Manfaat pembalut kain itu kita jadi hemat dan mengurangi sampah," ungkap Kumini, perempuan di Dukuh Timbulsloko yang telah menggunakan dan merasakan manfaat pembalut kain. Selain pembalut kain, Puspita Bahari juga menbagikan bibit cabai, terong, tanaman hias, sekaligus media tanam kepada perempuan. Banjir rob yang menenggelamkan rumah warga Timbulsloko membuat pohon dan berbagai jenis tanaman juga hilang. Wilayah ini menjadi gersang dan lebih panas daripada sebelumnya. Situasi ini mendorong keinginan warga khususnya perempuan untuk merawat tanaman baik pangan maupun hias di teras rumah. "Melalui kegiatan ini kami berusaha untuk mendukung kelompok perempuan yang ruang hidupnya hilang akibat banjir rob," jelas Masnu'ah selaku Ketua Puspita Bahari. Menurutnya, menggunakan pembalut kain dan menanam menjadi salah satu bentuk upaya adaptasi dan bentuk perlawanan sehari-hari yang dapat dilakukan dan disebarluaskan. Kegiatan perayaan hari kemerdekaan di Timbulslko juga dimeriahkan dengan lomba dayung perempuan. Berbagai warga turut menikmati keramaian acara ini meski di tengah kegetiran situasi di desa mereka. Anak-anak di wilayah bencana iklim turut terhibur dengan berbagai acara seperti senam dan perlombaan. (Andi Misbahul Pratiwi) Comments are closed.
|
Jurnal Perempuan
terindeks di: Archives
November 2024
Categories |