![]() Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia (FIB UI) kembali menggelar kegiatan pengabdian masyarakat dalam rangka menyebarkan kesadaran Hak Asasi Manusia (HAM) di kalangan Generasi Z. Dengan tajuk "Edukasi HAM secara Interaktif pada Generasi Z," kegiatan ini berlangsung di Auditorium Gedung 4, FIB UI, Depok, Jawa Barat. Acara yang diselenggarakan pada 24 Oktober 2024 ini mencakup pameran interaktif dan workshop edukasi HAM. Dengan melibatkan sekitar lima booth pameran, kegiatan ini dirancang untuk menyampaikan informasi edukatif tentang kasus pelanggaran HAM di Indonesia melalui pendekatan partisipatif. Selain itu, workshop yang berlangsung selama tiga jam, memberikan kesempatan kepada peserta untuk berkontribusi dalam pembuatan karya edukasi berbasis isu HAM. Rangkaian acara dimulai dengan pengantar singkat dari tiga narasumber. Reynaldo de Archellie, dosen Sastra Rusia FIB UI, menjelaskan tentang pengertian HAM dan keterkaitannya dengan demokrasi. Ia menekankan bahwa pemahaman ini penting bagi generasi muda, sebab melihat dari situasi hari ini, praktik pelanggaran HAM sering kali direduksi sebagai kriminalitas biasa, yang menutupi fakta adanya kekerasan dari aparatur negara. Pengantar kedua disampaikan oleh Abby Gina, dosen Filsafat FIB UI, yang menekankan pentingnya membangun ingatan kolektif sebagai langkah pemulihan bagi korban dan pencegahan tragedi serupa di masa depan. "Pendidikan tentang pelanggaran HAM tidak hanya memperkuat kesadaran untuk melawan ketidakadilan, tetapi juga menjadi ruang untuk membaca situasi kerentanan perempuan yang sering kali menjadi target utama kekerasan dalam kasus pelanggaran HAM. Menghidupkan cerita-cerita korban adalah langkah menuju keadilan gender dan pemulihan rasa kemanusiaan," ujarnya. Sebagai Ketua Tim Pengmas, Ikhaputri Widiantini menjelaskan bahwa kegiatan ini mengusung pendekatan teori afeksi, yang merupakan bagian dari teori feminisme. Dalam sambutannya, Ikhaputri menegaskan bahwa keadilan tidak hanya perlu direrpsons dan dibincang dalam ranah rasio atau logika, tetapi penting untuk memastikan pelibatan empati dan perasaan sebagai cara untuk membangun solidaritas yang mendalam. "Melalui ingatan kolektif, kita tidak hanya mengingat peristiwa masa lalu, tetapi juga membangun kesadaran untuk mencegah tragedi serupa di masa depan," ungkapnya. Dengan menyaksikan video, berinteraksi di booth pameran, dan berdiskusi, para peserta diharapkan tergugah untuk menciptakan karya serta melakukan kritik terhadap ketidakadilan di sekitar mereka. Kegiatan ini melibatkan peserta dari siswa-siswi SMA di wilayah Depok serta mahasiswa baru Universitas Indonesia angkatan 2024. Tidak hanya memberikan pemahaman teoretis, acara ini juga menciptakan ruang dialog yang memungkinkan peserta memahami isu-isu HAM secara lebih mendalam, termasuk bagaimana ketidakadilan berbasis gender kerap kali luput dari perhatian. Hasil diskusi dalam workshop menunjukkan antusiasme peserta yang tinggi dalam menyuarakan gagasan kreatif untuk menyelesaikan persoalan terkait pelanggaran HAM di Indonesia. Beberapa karya yang dihasilkan selama acara ini dirancang untuk menjadi media edukasi yang dapat disebarluaskan di komunitas masing-masing peserta.
Melalui kegiatan ini, FIB UI berupaya mendukung pencapaian Sustainable Development Goals (SDGs), khususnya pada butir 5 (kesetaraan gender), 10 (pengurangan ketimpangan), dan 16 (perdamaian, keadilan, dan kelembagaan yang kuat). Dengan pendekatan inovatif seperti ini, diharapkan Generasi Z dapat menjadi agen perubahan yang lebih peka terhadap isu-isu sosial, khususnya HAM. Untuk informasi lebih lanjut, silakan hubungi Mutiara Kasih (087886715599) atau M. Agbillah Rajab (082112539236). Comments are closed.
|
Jurnal Perempuan
terindeks di: Archives
February 2025
Categories |