![]() Mengapa pentingnya kita membangun keadilan gender di dalam Islam? Islam sering diinterpretasikan secara beragam, terutama terkait peran dan hak perempuan. Karena hal itu, ketidakadilan terhadap perempuan sejatinya bukan berasal dari Islam, tetapi dari tafsir agama yang bias patriarki. Dengan tafsir yang berperspektif gender, Islam dapat membebaskan perempuan dari penindasan. Narasi tersebut menjadi pemantik kelas KAFFE Maret 2025 bertajuk “Kedilan gender dalam perspektif Islam: Menafsirkan ulang peran dan hak perempuan”, yang diampu oleh Prof. Dr. Musdah Mulia, M.A. (Dosen UIN Syarif Hidayatullah Jakarta). Diskusi telah dilangsungkan secara daring pada Rabu (19/3/2025). ![]() International NGO Forum on Indonesian Development (INFID) menggelar webinar bertajuk “The Growing of Militarism and Authoritarianism” pada Selasa (18/3/2025) secara daring melalui kanal Zoom dan YouTube INFID TV. Webinar ini merupakan bagian pertama dari serangkaian kegiatan perayaan 40 tahun INFID. Adapun, tema besar yang diangkat oleh INFID adalah “Shaping the Future of Civil Society in Indonesian and Beyond”. Tema besar ini diangkat untuk membahas berbagai isu sosiopolitik nasional dan internasional. ![]() Dalam beberapa tahun belakangan, pemerintah Indonesia telah mengambil langkah strategis dalam mempercepat pengakuan hutan adat melalui berbagai kebijakan dan regulasi. Namun, dalam implementasinya, masih terdapat berbagai tantangan seperti tumpang tindih peraturan, konflik tenurial, minimnya akses masyarakat adat terhadap sumber daya, serta perubahan dinamika sosial dan ekonomi yang dapat memengaruhi keberlanjutan hutan adat. ![]() Pada Kamis (13/3/2025) dalam rangka memperingati Hari Perempuan Internasional, WALHI Nasional menggelar diskusi publik bertajuk "Urgensi UU Keadilan Iklim dan UU Masyarakat Adat Sebagai Payung Hukum Perlindungan Hak-hak Perempuan Atas Wilayah dan Sumber-sumber Penghidupan". Acara ini berlangsung secara hybrid di Aula Belakang Kantor WALHI Eksekutif Nasional, Jakarta, serta melalui Zoom Meeting. Diskusi menghadirkan berbagai narasumber, termasuk Maria M. M Kebar (Perempuan Mpur Kebar, Papua Barat Daya), Asmania (Perempuan Pejuang Pulau Pari), Fatum Ade (Perhimpunan Jiwa Sehat), Mia Siscawati (Dosen Kajian Gender, Universitas Indonesia), Moriska Pasally (WALHI Nasional), Veni Siregar (Kaoem Telapak/Koalisi Kawal RUU Masyarakat Adat), serta Saffanah Rezky Azzahrah Andrian (ICEL/ARUKI), dengan Luluk Uliyah sebagai moderator. Acara ini menyoroti dampak krisis iklim dan agraria terhadap perempuan adat serta mendesak pengesahan regulasi yang melindungi hak-hak mereka. ![]() Dalam rangka memperingati Hari Perempuan Internasional, Komisi Nasional Anti Kekerasan terhadap Perempuan (Komnas Perempuan) meluncurkan Catatan Tahunan (CATAHU) 2024 dengan tema "Menata Data, Menajamkan Arah: Refleksi Pendokumentasian dan Tren Kasus Kekerasan terhadap Perempuan 2024”. Acara ini dilaksanakan pada (17/3/2025) secara hybrid dan dihadiri oleh berbagai pemangku kepentingan, termasuk perwakilan pemerintah, organisasi masyarakat sipil, serta akademisi. ![]() Pada Sabtu (8/03/2025) lalu, dalam rangka memperingati International Women’s Day, acara bincang-bincang bertajuk "Psikolog Kantor: Mendukung Perempuan Pekerja: Bangkit, Berdaya, Berkontribusi" diselenggarakan secara bauran melalui Zoom Meeting dan secara luring di Kampus BINUS FX Sudirman. Acara ini menghadirkan sejumlah pembicara, diantaranya Poppy R. Dihardjo (Ibu tunggal, pegiat isu perempuan, dan mahasiswa hukum di Jentera Law School), Erna W. Wardani (konsultan hukum ketenagakerjaan Indonesia), Amanda N. Cahaya (psikolog organisasi), serta Nugroho J. Setiadi (akademisi di bidang manajemen SDM), dengan Joe Susilo sebagai moderator. ![]() KAPAL Perempuan (Lingkaran Pendidikan Alternatif untuk Perempuan) telah menjadi salah satu organisasi masyarakat sipil yang lama berkarya dalam isu aktivisme perempuan Indonesia. Didirikan pada 8 Maret 2000, Institut KAPAL Perempuan berupaya membangun gerakan perempuan dan gerakan sosial yang kuat demi terciptanya masyarakat yang memiliki daya pikir kritis feminis, solidaritas, berkeadilan gender, setara, pluralis, transparan dan anti kekerasan. Dalam karya-karyanya, Institut KAPAL Perempuan mengembangkan fokus pendekatan pada pendidikan kritis feminis, yang salah satunya diwujudkan dalam inisiasi Sekolah Perempuan. Perempuan Muda di Daerah Terpencil Kepulauan: Tantangan dan Perjuangan untuk Akses dan Kesetaraan6/3/2025
![]() Pada Kamis (27/2/2025) lalu, telah diadakan Diseminasi Studi Kebijakan dan Realitas Kehidupan Perempuan Muda Marginal di Daerah Terpencil Kepulauan yang digelar secara daring oleh AKATIGA dan Universitas Parahyangan (UNPAR), bekerja sama dengan KAPAL Perempuan. Kegiatan ini diadakan secara daring melalui Zoom Meeting. Acara ini menghadirkan berbagai pihak, termasuk Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) Arifatul Choiri Fauzi, Direktur KAPAL Perempuan Budhis Utami, serta akademisi dan peneliti dari AKATIGA dan UNPAR. Kegiatan diseminasi ini bertujuan untuk mengungkap realitas perempuan muda di wilayah terpencil dan kepulauan dalam mengakses layanan dasar, kesempatan kerja, dan partisipasi dalam kepemimpinan lokal. Writing is Healing, Writing is Protecting: Catatan Perjalanan Pemulihan dan Perlindungan Diri5/3/2025
![]() Yayasan Nalar Naluri bersama OM Institute telah menyelenggarakan Diskusi Laporan Penelitian: Writing is Healing, Writing is Protecting di Kantor Pos Cikini pada Kamis (27/2/25). Buku ini merupakan hasil dari karya tulis peserta dalam kegiatan menulis “Writing is Healing, Writing is Protecting” yang diadakan di 4 kota: Sleman, Ponorogo, Purwokerto, Jakarta dalam rangka memperingati 16 Hari Anti Kekerasan Seksual (16HAKTP). Kegiatan launching buku ini dihadiri oleh Okky Madasari, Tsamrotul Ayu Masturoh, dan Kurnia Mega. Riset Women Research Institute Mengungkapkan Praktik Kekerasan terhadap Perempuan dalam Pemilu3/3/2025
![]() Women Research Institute (WRI) bersama Westminster Foundation for Democracy (WFD) meluncurkan hasil penelitian bertajuk “Kekerasan terhadap Perempuan dalam Pemilu 2024” pada Rabu (26/2/2025) di Hotel JW Luwansa, Jakarta. Penelitian tersebut dilaksanakan selama enam bulan. Mulai dari 1 Juli 2024 hingga 10 Januari 2025 dengan menggunakan metode survei, wawancara, dan focus group discussion, serta melibatkan subyek penelitian sebanyak 270 orang perempuan dan laki-laki. Adapun, penelitian ini menganalisis dinamika kekerasan terhadap perempuan pada Pemilu 2024, serta praktik-praktik yang mengancam partisipasi perempuan juga menggerus demokrasi secara keseluruhan. |
Jurnal Perempuan
terindeks di: Archives
April 2025
Categories |