Jurnal Perempuan
  • TENTANG KAMI
    • Profil
    • Kontak
    • Laporan Tahunan
    • Demo Suara Ibu Peduli
    • Rilis JP
  • Jurnal Perempuan
    • Indonesian Feminist Journal
    • Kirim Tulisan
  • YJP PRESS
    • Buku Seri YJP Press
  • KAFFE
    • Booklet KAFFE
  • Podcast JP
    • Radio JP
  • Sahabat JP
    • Daftar Nama SJP
    • International Friends of JP
    • Blog SJP
    • Gathering SJP
  • Wacana Feminis
    • Tokoh Feminis
    • Cerpen/Puisi Feminis
  • Warta Feminis
  • Warung JP
    • Daftar Toko Buku
  • Toeti Heraty Scholarship
    • Biodata Penerima Beasiswa 2022
    • Biodata Penerima Beasiswa 2023
    • Biodata Penerima Beasiswa 2024
    • Biodata Penerima Beasiswa 2025
Cerpen/Puisi Feminis

Jadi Puan Tidaklah Mudah

16/7/2024

 
Oleh: Paoina Bara Pa
 
Pasanglah telinga! Kata mereka tentang  peranku
Pasanglah mata! Melihat kebenaranku
Kuyakin, tak sanggup jua kau kerjakan
Tuduhan itu belenggu ketidakadilan
Para puan, duduk berbagi
Bangun pagi-pagi menuju dapur, mengerjakan peran politik keluarga
Masak, cuci, pikul air, siapkan makan, menyuap,
Menemani makan, cari kayu api, bersihkan rumah,
Rawat anak-anak, mertua, ipar-ipar, keponakan
Mencari daun dan makanan ternak

Sampai diriku lupa kuberi makan dan minum
Mengejar waktu tuntaskan kerja
Siang hari, kembali hal yang sama sampai malam
Berputar tugas sehari, bulan dan tahun
Melayani tusukan atas nama tugas, tanpa peduli kelelahanku

Rasa pahit hatiku…atas tuduhan, kau kerja apa?
Walau sakit, bangun kerjakan tugas dapur lalu tidur lagi, perintahmu
Aku lapar dalam sakitku, Aku menangis mengharap layanan
Bagi tubuh dan jiwa menahan beban
Aku malu dengan tuduhan aku tak ada kerja

Saat berbaring dalam sakit
Di depan pintu kamar, kau berteriak sudah baik?
Merayap ke dapur siapkan makanan orang sehat
Mereka makan tanpa menyapaku dalam sakit
Menyisakan piring-gelas kotor untukku
Lalu pergi entah kemana, tapi dibungkus alasan mencari nafkah

Lalu mereka datang dan bertanya, kerja apa saja?
“Masak baru kau tidur lagi katanya”
Terlalu kataku, sakit sekali, anggap tak ada harga karyaku
Tanganmu melayang mendarati tubuhku berkali-kali
Uangmu kau kuasai, menyuruhku kerja di pesta keluarga berhari-hari
Atas nama istrimu
Selingkuh lagi…

Aku terkuras, terhisap atas nama kerja dan perawat keluarga
Aku menangis dalam sunyi
Entah bagaimana, aku tidak membalas demi cinta
Tiap kau sakit, aku tak beranjak dari tempat tidurmu
Membelai, menyuap, memijat, membersihkan tubuhmu

Ku tanya diri, mengapa aku tak bisa marah dan membalas?
Agama telah mengajariku melayani jauh lebih baik dari dilayani
Penjaga tradisi mengamatiku tiap saat
Para puan sadari beratnya beban
Kristal putih deras mengalir
Jadi perempuan tidaklah mudah!
Jadi perempuan tidaklah mudah!

Dan…rinduku dalam tanya, sampai kapan kau melakukannya?
Sampai kapan pun dia tak paham…
Aku merasa dalam kurungan beban kerja
Membenam rindu kapan bisa merdeka?

Mengecap kekebasan dengan ketrampilanku
Aku memiliki uang, menjadi bos atas ekonomiku
Spirit diri mengganggu dengan tanya
Kapan kau keluar dari penjaramu?
Menderaku dengan rasa sakit dan gila
Air mata para puan membasahi wajah lagi
Desahan napas legakan hati, di ruang sharing hari ini

Aku lanjutkan pendidikan di kampus, tanpa ijin padanya
Yang menyerangku dengan kuasanya
Nanti kau menginjakku, protes rendah dirinya
Dalam kepalan tangan keangkuhan
Kulawan, sampai aku menyelesaikan kuliahku
Mendapatkan pekerjaan sebagai guru honor
Mendayakanku, mengakhiri hubungan dengannya
Setuju akan gugatan cerai darinya

Aku pun pamit pada penguasa
Aku mau jualan di sekolah dasar
Menjajakan pangan sehat dan bergizi
Merasakan pahitnya suara anak-anak
Aku lapar dan haus! Tanpa uang jajan….
Belas kasih membuat ilmu datangku terkulai
Aku berarti dan berharga bagi dunia! Tegasnya

Para puan, mengusulkan
Pendidikan puan pilihan
Mempersiapakan pendidikan setara bagi laki dan perempuan
Ruang kelas pribadiku…
Benih keadilan dan kesetaraan
Menabur dalam kelas rumah tangga

Melawan penjaga kekerasan tidak mudah
Mulut mereka berbengkok
Mata mereka bersinar aneh
Tubuh mereka mogok agar aku menyerah
Aku siap berperang dengan para penjaga tradisi
Kebenaranku diharga bagi keadilan generasiku
  
 ***
​
Lasiana, 7 November 2023
Jam 5:30 WITA, saat masak.


Comments are closed.

    Author

    Kumpulan Cerpen 

    Archives

    June 2025
    October 2024
    July 2024
    November 2023
    July 2023
    March 2023
    September 2022
    August 2022
    July 2022
    April 2022
    October 2021
    September 2021
    August 2021
    June 2021
    November 2019
    October 2019
    September 2018
    June 2017
    February 2017
    October 2016
    August 2016
    June 2016
    April 2016
    February 2016

    Categories

    All

    RSS Feed

Yayasan Jurnal Perempuan| Alamanda Tower, 25th Floor | Jl. T.B. Simatupang Kav. 23-24 Jakarta 12430 | Telp. +62 21 2965 7992 Fax. +62 21 2927 7888 | [email protected]
  • TENTANG KAMI
    • Profil
    • Kontak
    • Laporan Tahunan
    • Demo Suara Ibu Peduli
    • Rilis JP
  • Jurnal Perempuan
    • Indonesian Feminist Journal
    • Kirim Tulisan
  • YJP PRESS
    • Buku Seri YJP Press
  • KAFFE
    • Booklet KAFFE
  • Podcast JP
    • Radio JP
  • Sahabat JP
    • Daftar Nama SJP
    • International Friends of JP
    • Blog SJP
    • Gathering SJP
  • Wacana Feminis
    • Tokoh Feminis
    • Cerpen/Puisi Feminis
  • Warta Feminis
  • Warung JP
    • Daftar Toko Buku
  • Toeti Heraty Scholarship
    • Biodata Penerima Beasiswa 2022
    • Biodata Penerima Beasiswa 2023
    • Biodata Penerima Beasiswa 2024
    • Biodata Penerima Beasiswa 2025