Dian Aditya Ning Lestari (Mahasiswa S2 Kajian Gender, Universitas Hasanuddin) Nilai-nilai Kesetaraan Gender telah ada dalam Budaya Sulawesi Selatan sejak lama. Misalnya nilai-nilai “sipakatau, sipakalebi, sipakainge.”(1) Nilai-nilai ini mengandung kata “si” di depannya yang berarti “saling.” Ini menunjukkan budaya bilateral di Bugis-Makassar, yang menyetarakan posisi laki-laki dan perempuan. Selain itu, ada juga lima gender dalam Budaya Bugis, yaitu Oroane (Laki-Laki), Makkunrai (Perempuan), Calalai (perempuan yang seperti laki-laki), Calabai (laki-laki yang seperti perempuan) dan Bissu (non-gender).(2)
0 Comments
Merlinda Santina Ximenes (Alumni Prodi Komunikasi, Universitas Nusa Cendana) Jika mendengar kata “Pemimpin” dan “Perempuan”, siapa yang muncul di benak kalian? Dalam negeri, tokoh-tokoh seperti Retno Marsudi, Sri Mulyani, Susi Pudjiastuti, dan Najwa Shihab kerap menghiasi media massa maupun media sosial dalam merepresentasikan kepemimpinan perempuan. Di tingkat ASEAN, ada Maria Ressa dari Filipina dan Trang Nguyen dari Vietnam sebagai pemimpin perempuan yang juga mengangkat isu-isu dan keresahan soal perempuan. Bagaimana dengan ruang internasional? Apakah perempuan benar-benar dilibatkan secara penuh? Di permukaan, partisipasi perempuan terkesan sudah terlihat. Dwi Rizky A. N. (Mahasiswa Filsafat, Universitas Gajah Mada) Film Berbagi Suami (2006) disutradarai Nia Dinata dan diproduksi oleh Kalyana Shira Films, karya ini menerima beberapa penghargaan, salah satunya Penghargaan Golden Orchid Award sebagai Film Berbahasa Asing Terbaik di Festival Film Hawaii pada tahun 2007. Film ini terbagi dalam tiga segmen cerita yang saling terkait dan memiliki satu premis yang menjadi tema utama, yaitu kisah tentang tiga perempuan yang menjalani kehidupan poligami dengan latar belakang usia, status sosial, dan etnis yang berbeda. Perempuan-perempuan yang menjadi tokoh utama dalam film ini harus berjuang untuk mempertahankan kehidupan mereka dan anak-anak mereka di tengah kehidupan yang penuh dengan konflik dan problematika rumah tangga dengan identitas sebagai gender yang liyan. |
AuthorSahabat Jurnal Perempuan Archives
January 2025
Categories |