ikuti JP di:
Jurnal Perempuan
  • HOME
    • Profil
    • Kontak
    • Laporan Tahunan
    • YJP dan SIP
  • Jurnal Perempuan
  • YJP PRESS
    • Buku Seri YJP Press
  • Warung JP
    • Daftar Toko Buku
  • KAFFE
  • Sahabat Jurnal Perempuan
    • Daftar Nama SJP
    • Gathering SJP
  • Audio-Video
    • Radio JP
    • Video JP
  • Blog
  • Blog Muda
  • Berita
  • Cerpen
  • Tokoh
  • Call for Paper JP97

Haryatmoko: Pemeriksaan Fakta sebagai Upaya Melawan Post-Truth

28/3/2018

 
PictureDok. Jurnal Perempuan
Fenomena hoax tidak dapat dielakkan seiring berkembangnya teknologi dan penggunaan media sosial oleh hampir seluruh elemen masyarakat. Disadari atau tidak, hadirnya fenomena hoax telah melemahkan kemampuan masyarakat untuk berpikir kritis dan melakukan pengecekan ulang atas fakta dan kebenaran yang sesungguhnya terjadi. Hoax merupakan turunan dari post-truth yang berusaha untuk memuaskan apa yang diyakini oleh masyarakat. Post-truth sendiri menurut J.A. Liorente adalah iklim sosial politik dimana objektivitas dan rasionalitas membiarkan emosi/hasrat memihak pada keyakinan meski fakta memperlihatkan hal yang berbeda. Dalam era post-truth, keyakinan pribadi memiliki kekuatan yang lebih besar dibanding logika dan fakta. Post-truth berkembang pesat di masyarakat informasi yang mengalami ketidakpuasan dan kekecewaan terhadap politik. Apa yang terjadi dalam post-truth adalah relativisasi kebenaran dengan objektivitas data, dramatisasi pesan jauh lebih penting daripada isi pesan itu sendiri. Dalam era post-truth, narasi selalu mengalami kemenangan mutlak terhadap data atas fakta yang ada, maka sangat perlu dilakukan fact-checking atau pemeriksaan terhadap suatu fakta.

Penjelasan singkat di atas mengenai post-truth merupakan materi yang disampaikan oleh Dr. Haryatmoko, pengajar Universitas Sanata Dharma dan Universitas Indonesia, kepada peserta Kajian Filsafat dan Feminisme (KAFFE) di kantor Jurnal Perempuan, Kamis (22/3). Lebih lanjut Haryatmoko menyampaikan bahwa jurnalisme memiliki peran penting untuk melawan post-truth, yakni jurnalisme baru yang berfokus pada verifikasi data serta melakukan pemeriksaan data secara sistematik. Jurnalisme dan etika komunikasi, menurut Haryatmoko, harus bekerja sama untuk mengedepankan cerita yang benar dan sesuai fakta yang mampu mengendalikan sentimentalisme serta menundukkan insting buruk agar nalar lebih dihargai daripada emosi yang kasar.
 
Materi yang disampaikan oleh Dr. Haryatmoko dengan judul “Era Post-Truth: Hoax, Disinformasi, dan Emosi Sosial” merupakan bagian dari program Kajian Filsafat dan Feminisme (KAFFE) yang diselenggarakan oleh Jurnal Perempuan. Program KAFFE ke-10 kali ini mengangkat tema “Post-Truth” dengan menghadirkan Dr. Haryatmoko, Rocky Gerung, dan Atnike Sigiro sebagai pengajar. (Bella Sandiata)
 
​


Comments are closed.
    Jurnal Perempuan
    ​
    terindeks di:
    Picture
    Picture
    Picture

    Archives

    April 2018
    March 2018
    February 2018
    January 2018
    December 2017
    October 2017
    September 2017
    August 2017
    July 2017
    June 2017
    May 2017
    April 2017
    March 2017
    December 2016
    November 2016
    September 2016
    August 2016
    July 2016
    June 2016
    May 2016
    April 2016
    March 2016
    February 2016
    January 2016
    December 2015
    November 2015
    October 2015
    September 2015
    August 2015
    July 2015
    June 2015
    May 2015
    April 2015
    March 2015
    February 2015
    January 2015
    December 2014
    November 2014
    October 2014
    September 2014
    August 2014
    July 2014
    June 2014

    Categories

    All

    RSS Feed

Jurnal Perempuan| Jl. Karang Pola Dalam II, No. 9A, Jatipadang-Pasar Minggu| +6221 22701689 | yjp@jurnalperempuan.com
✕