Minggu 1 Mei 2016 Jurnal Perempuan menggelar acara Gathering Sahabat Jurnal Perempuan (SJP) di Yogyakarta. Acara pertemuan bagi para SJP yang berasal dari Yogyakarta dan sekitarnya ini dimaksudkan untuk mempererat ikatan persahabatan sekaligus sebagai ajang silaturahmi antara Jurnal Perempuan dengan para pembacanya sekaligus antar Sahabat Jurnal Perempuan. Kegiatan yang diadakan di Angkringan Mojok ini diikuti oleh 10 orang SJP baik yang baru maupun yang sudah lama bergabung. Gadis Arivia, pendiri Jurnal Perempuan mengungkapkan bahwa Yogyakarta merupakan salah satu kota dengan jumlah SJP yang cukup tinggi, tercatat sekitar 40 SJP berdomisili di Yogyakarta. Gadis menuturkan di tahun-tahun awal ketika ia mendirikan Jurnal Perempuan (JP), banyak pihak meragukan keberlangsungan jurnal feminis pertama di Indonesia tersebut. Namun waktu membuktikan JP berumur panjang dan tetap bertahan hingga menjelang 20 tahun usianya di tahun ini. Karena itu Gadis sangat berterima kasih pada Sahabat Jurnal Perempuan karena tanpa SJP, Jurnal Perempuan tidak akan bertahan hingga mencapai usia 20 tahun. Sementara itu Himah Sholihah, Koordinator SJP menyampaikan presentasi tentang perkembangan SJP. Ia menjelaskan bahwa program SJP dimulai pada November 2011, sebelumnya disebut sebagai pelanggan JP. Keberadaan SJP dimaksudkan agar ada ikatan personal dan sosial yang lebih kuat. Himah menjelaskan sebanyak 435 (72,5%) orang SJP adalah perempuan dan 165 (27,5%) orang adalah laki-laki. Berdasarkan wilayah, SJP tersebar di 30 provinsi dengan DKI Jakarta menempati urutan teratas. Selain itu terdapat juga SJP yang berada di luar negeri seperti Australia, Belanda dan Timor Leste. Sementara berdasarkan latar belakang pekerjaannya, akademisi adalah pembaca JP terbanyak disusul LSM (Lembaga Swadaya Masyarakat) dan pemerintah. Himah menambahkan saat ini terdapat 6 perwakilan SJP Daerah yang selain menjadi mitra dalam kegiatan JP juga rekanan dalam mengenalkan dan menjual produk-produk JP di daerahnya masing-masing. Acara sore itu kemudian dilanjutkan dengan mendengarkan masukan dan kritikan dari para SJP. Mutiara Andalas, pastor sekaligus pengajar Universitas Sanata Dharma mengatakan sebagai akademisi dirinya banyak terbantu dengan kehadiran Jurnal Perempuan. Menurutnya dengan kajian akademis yang baik, JP seperti sebuah oase. Ia juga selalu mendorong mahasiswanya untuk membaca Jurnal Perempuan. Sementara Rosalia Nurdiarti, pengajar Universitas Mercu Buana yang juga sedang melanjutkan studi di Universitas Gadjah Mada mengungkapkan rasa senangnya terhadap acara gathering sore itu karena selama ini Gathering SJP lebih banyak diadakan di Jakarta. Sebagai mahasiswa, Rosa mengaku JP menjadi referensi untuk tugas-tugas kuliahnya. Ia menilai riset-riset JP sekarang terlihat lebih tajam. Rosa juga mengusulkan agar isu spiritualitas perempuan dapat dibahas oleh JP. Kontribusi akademis JP juga dirasakan oleh Akhiriyati Sundari dan Unsiyah Siti Marhamah yang saat ini sedang menempuh studi di program studi Islam dan Kajian Gender UIN Sunan Kalijaga serta Makrus Ali, mahasiswa Sejarah UGM. Hal serupa juga diakui oleh Isyfi Afiani, alumni Program Magister Universitas Muhammadiyah Surakarta dan Meike Karolus, alumni Pascasarjana Ilmu Komunikasi UGM. Agustinus Supriyanto, dosen Fakultas Hukum UGM mengungkapkan JP memberikan stamina bagi pembacanya sekaligus menumbuhkan kepercayaan diri lewat pengetahuan-pengetahuan yang dibaginya. Ia juga mengapresiasi JP yang mampu menjaga kualitas tulisan dan karenanya mampu bertahan hingga hari ini. Sementara itu Ismulyana dari Pusat Studi Kependudukan dan Kebijakan (PSKK) UGM mengatakan kehadiran JP membantu mahasiswa dalam studi terutama untuk bahan referensi. Ia juga berharap kegiatan JP ke daerah diperbanyak. SJP yang lain, yakni Naomi Srikandi, seniman teater yang sehari-hari aktif di teater Garasi mengaku sebagai seniman teater yang tidak memiliki latar belakang pendidikan seni secara formal, ia dan rekan-rekannya membutuhkan bacaan-bacaan berupa jurnal seni dan jurnal lain termasuk Jurnal Perempuan. Ia juga menjelaskan bahwa dirinya mengadopsi konsep SJP untuk Sahabat Teater Garasi mengingat kesenian juga merupakan proses produksi pengetahuan seperti halnya JP. Karana itu bagi Naomi JP sangat menginspirasi. Meski hujan sempat turun, namun diskusi diantara SJP tetap berlangsung dengan hangat hingga pukul tujuh malam sambil ditemani camilan dan makanan. (Anita Dhewy) Comments are closed.
|
Jurnal Perempuan
terindeks di: Archives
November 2024
Categories |