Sabtu, 30 September 2017 berlangsung acara gathering Sahabat Jurnal Perempuan (SJP) sekaligus pisah sambut Direktur Eksekutif Jurnal Perempuan yang baru, Atnike Sigiro. Acara dimulai dengan sambutan dari Livia Iskandar selaku pemilik rumah tempat berlangsungnya gathering dan pisah-sambut direktur eksekutif Jurnal Perempuan yang baru. Acara dilanjutkan dengan sambutan dari Mariana Amiruddin, perwakilan dari Dewan Redaksi Jurnal Perempuan yang menyampaikan harapannya agar Jurnal Perempuan terus maju karena eksistensi bukan hanya milik SJP, tetapi juga milik seluruh masyarakat agar Indonesia semakin maju lewat bacaan dari Jurnal Perempuan. Acara kemudian dilanjutkan dengan pemaparan singkat dari Pemimpin Redaksi Jurnal Perempuan, Anita Dhewy mengenai hal-hal yang telah Jurnal Perempuan lakukan selama tahun 2017 ini, termasuk kegiatan KAFFE, terbitan YJP Press, dan penjelasan Sistem Open Journal System (OJS) lalu dilanjutkan dengan perkembangan jumlah SJP terkini. Acara dilanjutkan dengan mendengarkan masukan dari para SJP untuk kemajuan Jurnal Perempuan. Masukan pertama untuk Jurnal Perempuan disampaikan oleh Faiqoh (Peneliti di Puslitbang Pendidikan Agama dan Keagamaan Kementerian Agama), ia menginginkan agar Jurnal Perempuan bisa menyentuh sampai level akar rumput agar perubahan kesetaraan gender bisa terasa sampai ke kalangan yang paling bawah. Hal kedua yang menjadi harapan Faiqoh adalah agar Jurnal Perempuan bisa mengambil peran dalam pengambilan keputusan kebijakan publik untuk perempuan agar nantinya Jurnal Perempuan bisa manjadi agen perubahan untuk perempuan Indonesia. Masukan kedua disampaikan oleh Atashendartini Habsjah (Wakil Ketua Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia (PKBI) Nasional), beliau menyampaikan masukannya kepada Jurnal Perempuan agar bisa memberikan pendidikan feminis kepada guru-guru di Indonesia karena guru adalah ujung tombak perubahan untuk generasi muda. Masukan kedua dari Atas adalah agar Jurnal Perempuan memberikan pendidikan feminis kepada anak laki-laki juga karena peran laki-laki dibutuhkan di dalam perjuangan kesetaraan gender. Masukan terakhir disampaikan oleh Sjamsiah Ahmad (Aktivis Senior Pergerakan Perempuan dan Ketua Pengurus Pusat Pemberdayaan Perempuan dalam Politik), beliau menyampaikan masukannya terkait sikap misoginis publik yang menganggap bahwa perempuan yang membaca Jurnal Perempuan adalah hal yang salah padahal, menurut beliau Jurnal perempuan mempunyai peran yang penting untuk kesetaraan gender di Indonesia. Sebagai acara puncak, Gadis Arivia memberikan refleksi kritis atas perjuangannya selama 21 tahun mendirikan Jurnal Perempuan sekaligus mengenalkan Atnike sebagai Direktur Eksekutif Jurnal Perempuan yang baru. Gadis menceritakan bahwa kepergiannya bukan berarti ia berhenti menyuarakan keadilan untuk perempuan di Indonesia. Ia merasa sudah waktunya Jurnal Perempuan untuk melakukan regenerasi kepemimpinan agar semangat feminisme bisa terus berkobar pada generasi berikutnya. Atnike sebagai Direktur Eksekutif baru Jurnal Perempuan merasa terharu dan bangga bisa menjadi bagian dari keluarga Jurnal Perempuan karena selama ini biasanya ia terlibat dalam perjuangan Hak Asasi Manusia (HAM) namun, ia percaya dengan frasa terkenal Hillary Clinton bahwa “Women's rights are human rights” dan berkomitmen untuk terus memperjuangkan pencerahan dan kesetaraan perempuan di Indonesia. Acara malam itu ditutup dengan persembahan kenang-kenangan berupa lagu dari Abby Gina dan Gery Andri selaku perwakilan seluruh staf Jurnal Perempuan untuk Gadis yang selama ini telah merawat Jurnal Perempuan selama 21 tahun lamanya. Selamat berjumpa kembali bu Gadis, Selamat datang di keluarga Jurnal Perempuan mbak Atnike! (Naufaludin Ismail) Comments are closed.
|
Jurnal Perempuan
terindeks di: Archives
November 2024
Categories |