Peringatan 16 Hari Anti Kekerasan Terhadap Perempuan (HAKTP) 2014 yang digelar oleh komunitas Jejer Wadon dan beberapa komunitas di Solo diwarnai dengan acara refleksi gerakan perempuan dalam organisasi. Pada refleksi internal yang dihelat pada tanggal 21 November 2014 dan bertempat di LPH-YAPHI, Vera Kartika Giantari sebagai fasilitator berbicara soal gerakan/kegiatan yang dilakukan oleh Jejer Wadon selama ini yang lebih banyak dilakukan oleh pegiat/aktivis yang bekerja di LSM sehingga warna yang diberikan tidak jauh berbeda dengan gerakan/kegiatan LSM. Padahal Jejer Wadon adalah komunitas cair yang terdiri dari bermacam-macam perempuan dari berbagai latar belakang yang berbeda. Untuk itu Jejer Wadon akan mendorong anggotanya yang bukan dari pegiat/aktivis untuk menggerakkan Jejer Wadon. Sementara pada acara kedua, Jejer Wadon bekerja sama dengan Jaringan Peduli Perempuan dan Anak Surakarta (JPPAS), YAPHI, ATMA, YKPS, TALITA KUM, SPEK-HAM, PPSG-UKSW menggelar Bedah Kasus Perdagangan Anak bertempat di Yayasan Krida Paramita Solo, Selasa (25/11/2014). Acara ini menghadirkan narasumber dari Kepolisian Sukoharjo dan Komisi Perlindungan Korban Kekerasan Berbasis Gender dan Anak (KPK2BGA) terkait dengan kasus perdagangan anak yang terjadi di Sukoharjo yang diduga melibatkan Hangabehi Raja Solo. “Agar pelaku kekerasan seksual terkena aspek hukum karena ini kejahatan kemanusiaan dan bukan yang lain. PR bagi kita adalah agar bayi yang dikandungnya mendapat perlindungan. Bagaimana akses kepada korban? Supaya kita tahu apa saja kebutuhan korban. Langkah lain yang dilakukan adalah dengan memberikan pendidikan kritis kepada korban dan keluarga korban ,” tutur Ina Hunga dari PPSG-UKSW. Pada aksi longmarch, Jejer Wadon dan Wanita Katolik Surakarta berjalan dari Plasa Sriwedari menuju Patung Slamet Riyadi Gladak disertai dengan orasi. Dengan membawa alat kampanye anti kekerasan terhadap perempuan, para peserta longmarch kemudian duduk melingkar dan masing-masing membacakan puisi dengan tema perempuan. Pembacaan puisi dipimpin oleh Fanny Chotimah disaksikan oleh puluhan pasang mata pengunjung Solo Car Free Day yang digelar pada Minggu pagi, (14/12/2014). Peringatan 16 Hari Anti Kekerasan Terhadap Perempuan ditutup dengan refleksi gerakan perempuan bersama beberapa komunitas dan mahasiswa di Bentara Budaya Balai Soedjatmoko Surakarta, Sabtu (20/12/2014). Acara diwarnai dengan pembacaan puisi oleh aktivis perempuan seperti Fanny Chotimah, Vera Kartika Giantari dan Yuliana Paramayana. Dalam refleksi ditegaskan bahwa Jejer Wadon adalah milik semua. Beberapa pendapat diutarakan salah satunya dari Maria Martha Sucia bahwa beraktivitas di Jejer Wadon sangat nyaman karena tidak dituntut dan dikejar-kejar oleh laporan dan target. Sementara seorang mahasiswa dari Universitas Muhammadiyah Surakarta berujar, “Sebagai seorang perempuan posisi kita harus berani menyampaikan dan mengakui bahwa kita feminis. Hal itu penting agar kita punya pijakan dalam memandang dan melakukan tindakan dalam setiap hal.” Dengan keanggotaan yang berasal dari LSM, seniman, sastrawan, akademisi dan jurnalis, pengalaman-pengalaman mereka bisa dituangkan dalam tulisan. “Karena harta berharga untuk anak cucu kita hanya itu yaitu melalui tulisan berarti kita sudah merawat pengetahuan,” tutur narasumber sekaligus pendiri dan ketua Jejer Wadon, Dewi Candraningrum. Tak hanya itu, dirinya juga mengemukakan bahwa membumikan gerakan perempuan hendaknya dengan bahasa sesuai kearifan lokal sehingga publik menerima. “Karena pada dasarnya masyarakat Indonesia ini sangat inklusif,”pungkas Dewi Candraningrum. (Astuti Parengkuh)
Markus
29/7/2015 06:10:57 pm
Markus Achmad, saya di sini untuk memberikan kesaksian tentang bagaimana saya mendapat pinjaman dari Amanda Firm Pinjaman. Aku melihat sebuah iklan di internet oleh Ikmaludin Husnah bersaksi tentang bagaimana dia mendapat pinjaman dari Ibu Amanda, saya menghubungi Ikmaludin Husnah melalui emailnya [email protected] dan dia menjelaskan semuanya di rinci kepada saya. Saya diarahkan ke Ibu Amanda dan saya menghubungi dia melalui [email protected] dan [email protected].
Markus
29/7/2015 06:11:44 pm
Markus Achmad, saya di sini untuk memberikan kesaksian tentang bagaimana saya mendapat pinjaman dari Amanda Firm Pinjaman. Aku melihat sebuah iklan di internet oleh Ikmaludin Husnah bersaksi tentang bagaimana dia mendapat pinjaman dari Ibu Amanda, saya menghubungi Ikmaludin Husnah melalui emailnya [email protected] dan dia menjelaskan semuanya di rinci kepada saya. Saya diarahkan ke Ibu Amanda dan saya menghubungi dia melalui [email protected] dan [email protected]. Comments are closed.
|
Jurnal Perempuan
terindeks di: Archives
November 2024
Categories |