Jumat (01/08), MAMPU mengadakan diskusi berjudul âThe Individual Deprivation Measureâ atau IDM. Diskusi yang menghadirkan Prof. Sharon Bessell (Ketua Tim IDM) dan Dr. Angie Bexley dari Crawford School of Public Policy, Australian National University sebagai narasumber ini bisa dibilang merupakan kegiatan pemaparan hasil penelitian dari Tim IDM mengenai pengukuran kemiskinan suatu negara. Sebanyak 2.883 responden dari enam negara (salah satunya Indonesia) menjadi objek kajian dalam penelitian ini.
Prof. Sharon Bessell memulai paparannya dengan menyampaikan aspek kebaruan dari penelitian ini. Menurutnya, ukuran utama tingkat kemiskinan yang dipakai oleh suatu negara sekarang ini tidak lengkap dan tidak mengenal gender. Padahal, penting untuk mengkaji bagaimana kemiskinan itu membentuk, membatasi, dan seringkali menghancurkan kehidupan bukan hanya laki-laki, melainkan juga perempuan secara berbeda. Lebih jauh, aspek terkait dimensi gender, usia, disabilitas, dan suku memengaruhi kemiskinan secara individu. IDM menawarkan alternatif guna memperkaya pengukuran tingkat kemiskinan yang dipakai suatu negara. Sharon Bessell menekankan bahwa IDM bersifat individual, sensitif gender, multidimensi, interseksional, dan skalarâberbeda dengan pengukuran kemiskinan yang sudah ada sebelumnya. Kemudian, Angie Bexley menambahkan, âIDM melihat lebih detail dari berbagai kelompok yang tertinggal dalam pembangunanâ. Maka dari itu, unit analisis IDM adalah individu, bukan rumah tangga. IDM juga mempertimbangkan 15 dimensi kehidupan masing-masing individu yang saling berhubungan sebagai alat ukur. Kelima belas dimensi tersebut adalah makanan, air, tempat bernaung, kesehatan, pendidikan, energi atau bahan bakar, sanitasi, relasi sosial, pakaian, kekerasan, keluarga berencana, lingkungan, suara atau pendapat, penggunaan waktu, dan pekerjaan. Menurutnya, kelima belas dimensi tersebut mampu mengukur perbedaan pengalaman kemiskinan untuk laki-laki dan perempuan. â IDM tidak hanya mengukur permukaan, tetapi juga mengukur secara mendalam. Seperti yang diungkapkan Prof. Sharon Bessell, âDalam aspek pekerjaan, kami tidak hanya mengukur status pekerjaannya, melainkan juga mengukur lama waktu dan kondisi kerja, serta perlakuan yang diterima ketika sedang bekerja. Dalam aspek kesehatan, tidak hanya mengukur akses ke layanan kesehatan, kami juga mengukur kualitas dan perlakuan yang diterima ketika proses pelayanan kesehatan tersebutâ. Sebagai alat ukur kemiskinan dengan perspektif dan pandangan yang baru, IDM diharapkan mampu mengatasi kemiskinan dengan lebih efektif, dan mampu melihat faktor mana yang menyebabkan seseorang miskin dan sejauh mana kemiskinannya. Bahkan, perbedaan antara perempuan dan laki-laki pada setiap aspek kehidupan bisa digunakan untuk menghasilkan alat ukur persamaan gender yang baru dan relevan untuk masyarakat miskin. (Shera Ferrawati) Comments are closed.
|
Jurnal Perempuan
terindeks di: Archives
November 2024
Categories |