Pada hari Sabtu (5/9) di bawah dua pohon mangga rindang, tepatnya di Casakhasa Garden Bistro, Kemang, Jakarta Selatan, Jurnal Perempuan bersama Ardhanary Institute dan didukung oleh Hivos-Rosea meluncurkan Modul Pelatihan Media Meliput LGBT disertai dengan diskusi Modul tersebut. Hartoyo, Aktivis LGBT dari Suara kita menjadi salah satu dari empat pembicara lainnya yakni Gadis Arivia dari Jurnal Perempuan, Ade Armando, dosen komunikasi FISIP UI, dan Luviana dari Aliansi Jurnalis Independen. "LGBT terinspirasi dari aktivis pluralisme yang menggunakan media alternatif seperti website, walaupun saya juga tidak anti media mainstream, media mainstream harus dirangkul", ujar Hartoyo menceritakan bagaimana pengalaman organisasinya menyuarakan isu LGBT. Menurutnya, tidak semua media mainstream memberitakan LGBT dengan buruk. Ia menceritakan pengalamannya ketika diwawancarai oleh salah satu media islam. Ia ikut merekam dan mentranskrip verbatim wawancara serta mengirimkannya kepada si wartawan sehingga kemudian berita yang dituliskan bebas dari asumsi. Hartoyo melanjutkan media yang digunakan organisasi Suara kita adalah website. Website dianggap sebagai media alternatif yang murah dan efektif dengan jumlah pengunjung per hari mencapai 800. Alamat website www.suarakita.org adalah website kedua dari organisasinya karena sebelumnya sempat diblok oleh Kemeninfo. Website www.suarakita.or.id dianggap tidak mendidik, namun pemblokiran tersebut tanpa terlebih dahulu didasari suatu kajian. (Nadya Karima Melati) Comments are closed.
|
Jurnal Perempuan
terindeks di: Archives
November 2024
Categories |