Gathering Sahabat Jurnal Perempuan ke-X pada hari Sabtu, 21 Maret 2015 dengan tema bertema “Tradisi, Adat dan Politik Kesetaraan” diselenggarakan di rumah kediaman Prof. Mayling Oey-Gardiner. Acara gathering ini mengangkat diskusi menarik tentang praktik budaya, tradisi, dan adat. Dalam diskusi ini Jurnal Perempuan mengundang Prof. Patrick Ziegenhain dari Goethe-Frankfurt University dan Sapariah Saturi dari Mongabay Indonesia sebagai pembicara dan Dewi Cadarningrum sebagai moderator. Gathering kali ini sangat spesial karena turut hadir Toeti Heraty salah satu pendiri Jurnal Perempuan dan Mantan Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Periode 2004-2009, Linda Amalia Sari. Gathering ini dibuka oleh Deedee Achriani selaku pemimpin perusahaan Jurnal Perempuan. Deedee menyampaikan bahwa Ini merupakan kesempatan bagi Sahabat Jurnal Perempuan (SJP) untuk saling berkenalan dan saling bertukar informasi seputar permasalahan gender di Indonesia khususnya seputar tema dalam gathering ini yaitu “Tradisi, Adat dan Politik Kesetaraan”. Kemudian Ima selaku kordinator SJP juga menyampaikan bahwa gathering ini dimaksudkan untuk silaturahmi antar SJP sehingga dapat membentuk jejaring yang kuat . Setelah itu Prof. Mayling Oey memberikan sambutan sekaligus sharing tentang pengalaman hidupnya. Beliau mengatakan bahwa tradisi dibangun oleh laki-laki dan tidak pernah ramah terhadap perempuan sehingga kerap kali perempuan terkurung dalam tradisi yang sangat patriarki. Dalam kesempatan yang baik ini Toeti Heraty juga memberikan beberapa pandangannya mengenai konsep kesetaraan. “Fanatisme terhadap kesetaraan pasti mengalami pasang surut dalam hidup” tuturnya. Sehingga menurutnya perlu ada formulasi untuk menanggulangi transisi pandangan mengenai konsep kesetaraan. Acara gathering ini terus berjalan dengan hangat. Dewi Candraingrum selaku moderator mempersilakan Patrick Ziegenhain untuk menyampaikan materinya mengenai “Politik Perempuan Asia Tenggara: Tantangan & Masa Depan”. Dalam materinya Patrick menjelaskan bahwa status perempuan di Asia Tenggara menduduki angka yang sangat variatif. Filipina yang memiliki komposisi jumlah perempuan dan laki-laki di bidang ekonomi hampir seimbang dibandingkan negara di Asia Tenggara lainnya seperti Indonesia. Perempuan Indonesia masih memiliki permasalahan di bidang ekonomi, pendidikan dan kesehatan, untuk itu perlu dilakukan pendekatan hukum pada isu-isu gender di Indonesia. Pemerintah dan masyarakat juga harus berupaya mengurangi desakan dari ajaran agama, hukum adat dan tradisi yang bersifat diskriminatif gender. Kemudian Dewi mempersilakan pembicara kedua yaitu Sapariah Saturi untuk menyampaikan materinya yang berkaitan dengan kesetaraan perempuan adat. Sapariah mengatakan bahwa perempuan adat mulai menjadi pemimpin adat sebagai bentuk perjuangan untuk mempertahankan tanah, lingkungan dan kearifan lokal mereka. Acara ini berlangsung santai namun tetap fokus pada materi yang akan didiskusikan. Banyak diantara SJP yang mengajukan pertanyaan, pandangan dan pengalamanya mengenai ketidakadilan yang mereka temukan dalam ranah birokrasi, kelompok sosial maupun individu. Linda Gumelar juga turut mengisi ruang diskusi ini dengan sharing pengalamannya sebagai Menteri PPPA. diberbagai kesempatan dalam forum diskusi dewi juga memberikan review Jurnal Perempuan edisi 84 sebagai bentuk usaha merawat pengetahuan perempuan, terakhir Dewi mengutip dari Julia Kristeva bahwa ketika kita mencintai maka kita ada. (Andi Misbahul Pratiwi) Comments are closed.
|
Jurnal Perempuan
terindeks di: Archives
November 2024
Categories |