Jika para feminis gelombang pertama, seperti feminis liberal, radikal dan marxis-sosialis mencari akar masalah ketertindasan perempuan pada aspek di luar diri perempuan, seperti aspek politik, hukum, struktur budaya dan struktur ekonomi, maka feminis gelombang kedua lebih melihat akar persoalan pada aspek di dalam diri perempuan. Feminisme psikoanalisis mencari akar persoalan ketertindasan perempuan lewat psike, terutama cara berpikir perempuan, demikian pernyataan Gadis Arivia, pengajar Filsafat Fakultas Ilmu Budaya Universitas Indonesia sekaligus Pendiri Jurnal Perempuan saat menyampaikan materi di Kelas Dasar Feminisme yang diselenggarakan Jurnal Perempuan, Kamis (30/10) di Casakhasa Garden Bistro. Gadis menambahkan Psikoanalisis dalam arahan feminis menolak determinisme biologis Freud. Dorothy Dinnerstein dan Nancy Chodorow adalah dua dari sejumlah feminis psikoanalisis yang mengkritik gagasan Freud. Keduanya lebih memfokuskan analisisnya pada tahapan pra-oedipal dari perkembangan seksual manusia dan bukan pada tahapan oedipal seperti halnya Freud. Karena pengasuhan oleh perempuan dipandang sebagai akar ketertindasan, maka dual parenting atau pengasuhan ganda menjadi solusi yang ditawarkan keduanya. (Anita Dhewy dan Ratih Prasasti)
0 Comments
Leave a Reply. |
Jurnal Perempuan
terindeks di: Archives
November 2024
Categories |