Perempuan Peneliti Hiu Paus
Perempuan menjadi peneliti di Indonesia mungkin sudah banyak kita ketahui, tapi kalau yang di teliti adalah ikan Hiu Paus mungkin kita belum pernah dengar, dan peneliti itu adalah Casandra Tania satu-satunya perempuan di Indonesia yang menjadi peneliti ikan Hiu Paus. Perempuan muda berusia 27 tahun ini sudah hampir dua tahun terakhir ini menjadi peneliti Hiu Paus di teluk Cendrawasih, Papua Barat. Cassie panggilan karab Casandra adalah peneliti yang fokus pada pelestarian alam khususnya alam bawah laut dan seluruh isinya, dia memonitor kesehatan habitat laut di Taman Nasional Teluk Cendrawasih, Papua Barat.
Menyelam adalah kegiatannya sehari-hari, mengamati dan mencatat terumbu karang yang jadi langganan banyak ikan untuk berpijah adalah bagian dari pekerjaannya. Namun fokus utamanya dalam dua tahun ini dalah Hiu Paus atau gurano bintang (Rhincodon typus). Dalam kurun waktu itu sudah 50 hiu bongsor tutul pemakan teri yang dia amati, demi pengamatan tersebut Cassie harus menyelam kemudian menyematkan alat pemindai ke tubuh gurano, binatang yang panjangnya mencapai 12 meter, dan dengan bobot 20 ton. Bahkan bulan April lalu bersama rekannya dari Amerika Serikat, ia menyuntikkan kapsul mungil ke balik kulit gurano agar setiap pergerakan Hiu paus tersebut bisa terpantau satelit.
Untuk bisa mengawasi perairan Taman Nasional Teluh Cendrawasih yang luasnya lebih dari 1.305.000 hektar, dia tidak bekerja sendiri tapi banyak nelayan tradisoinal yang dengan sukarela membantu menjadi relawan untuk mencatat semua pergerakan Hiu paus yang menjadi bahan penelitiannya. Kehadiran Cassie sebagai peneliti yang mengkhususkan diri pada Hiu paus, membuktikan bahwa perempuan juga bisa bekerja dan berkegiatan yang biasanya dilakukan oleh laki-laki.
(Disarikan oleh Hasan Ramadhan dari Kompas, Sabtu 24 Agustus 2013)
Jurnal Perempuan memiliki Bundel Kliping setiap bulan dari berbagai surat kabar. Kliping ini berisi tentang isu-isu perempuan yang telah kami kategorisasi. Apabila Anda berminat dengan Kliping kami silakan hubungi: [email protected] atau 021 – 8370 2005
Menyelam adalah kegiatannya sehari-hari, mengamati dan mencatat terumbu karang yang jadi langganan banyak ikan untuk berpijah adalah bagian dari pekerjaannya. Namun fokus utamanya dalam dua tahun ini dalah Hiu Paus atau gurano bintang (Rhincodon typus). Dalam kurun waktu itu sudah 50 hiu bongsor tutul pemakan teri yang dia amati, demi pengamatan tersebut Cassie harus menyelam kemudian menyematkan alat pemindai ke tubuh gurano, binatang yang panjangnya mencapai 12 meter, dan dengan bobot 20 ton. Bahkan bulan April lalu bersama rekannya dari Amerika Serikat, ia menyuntikkan kapsul mungil ke balik kulit gurano agar setiap pergerakan Hiu paus tersebut bisa terpantau satelit.
Untuk bisa mengawasi perairan Taman Nasional Teluh Cendrawasih yang luasnya lebih dari 1.305.000 hektar, dia tidak bekerja sendiri tapi banyak nelayan tradisoinal yang dengan sukarela membantu menjadi relawan untuk mencatat semua pergerakan Hiu paus yang menjadi bahan penelitiannya. Kehadiran Cassie sebagai peneliti yang mengkhususkan diri pada Hiu paus, membuktikan bahwa perempuan juga bisa bekerja dan berkegiatan yang biasanya dilakukan oleh laki-laki.
(Disarikan oleh Hasan Ramadhan dari Kompas, Sabtu 24 Agustus 2013)
Jurnal Perempuan memiliki Bundel Kliping setiap bulan dari berbagai surat kabar. Kliping ini berisi tentang isu-isu perempuan yang telah kami kategorisasi. Apabila Anda berminat dengan Kliping kami silakan hubungi: [email protected] atau 021 – 8370 2005