Bashaer Othman: Cita-cita Perempuan Muda, Walikota Palestina
Pernahkah kita terbayang tentang seorang perempuan muda berusia 15 tahun, dipilih dan dipercaya duduk memimpin mengambil keputusan dalam jabatan pemerintahan? Berita yang satu ini cukup mengejutkan, seorang perempuan muda seusia sekolah ternyata sangat mungkin untuk jadi walikota. Dan dimanakah peristiwa ini terjadi?
Sebuah negara yang masih dalam situasi konflik, yaitu Palestina. Pemberitaan tentang Palestina yang kebanyakan kita dengar adalah peperangan, kemarahan, korban, luka dan kematian. Kita hampir tidak pernah mendengar tentang kehidupan di sana. Perempuan muda itu bernama Bashaer Othman. Walikota di Allar, kota kecil di Tepi Barat Utara Palestina menjadi berita yang sangat membuka mata Internasional.
Meskipun hanya menjabat dalam waktu dua bulan, jabatan walikota yang diembannya adalah sepenuhnya. Bashaer bukan asal dipilih, ia maju berdasarkan proses seleksi dari proyek parlemen pemuda nasional bernama Forum Pemuda Sharek. Anak-anak muda dalam proyek ini dilibatkan dalam mengelola pemerintahan di Palestina. Bashaer berbicara dengan tenang di depan wartawan tentang apa yang menjadi tugasnya sebagai walikota, untuk mengatasi masalah pengangguran. Bashaer tidak melarang warganya mencari pekerjaan di Israel, karena menurutnya jawaban atas persoalan di wilayahnya adalah perlunya menciptakan lapangan pekerjaan. Bahkan ia bercerita bahwa anggota dewan kotanya terdiri dari para politisi Fatah dan Hamas, menurutnya tetap berjalan
dengan baik-baik saja dan mereka semua mendukung dirinya sebagai walikota.
Pejabat muda ini sudah mengemban tanggungjawab besar. Tugasnya menandatangi seluruh dokumen resmi kecuali keuangan dan mengawasi para karyawan. Anak bungsu pasangan petani dan perawat ini mengaku banyak kendala yang dihadapinya. Kendala yang dihadapi bukan karena dia sebagai perempuan melainkan banyaknya perbedaan pendapat. Kepada keluarganya, ia berusaha meyakinkan bahwa perempuan juga bisa memimpin. Menurutnya, di Palestina sendiri sudah banyak perempuan yang bekerja di berbagai sektor. Dan ia ingin menjadi model atau contoh buat mereka (perempuan muda).
Ditanya mengenai situasi konflik di Palestina, Bashaer mengatakan negaranya tidak punya kekuatan senjata untuk berperang dan karena itu penyelesaian masalah di Palestina tidak harus diselesaikan dengan berperang melainkan menyelesaikan persoalan-persoalan masyarakat untuk menguatkan kemajuan negaranya. Ketika ditanya tentang fashion oleh wartawan, ia mengatakan tidak tertarik. Ia lebih teretarik soal leadership. Bahwa jangan ragu untuk menuntut sebuah kesempatan memimpin. Namun semua perlu dipersiapkan dengan baik dengan latihan, jangan hanya menuntut. Ia menantang untuk menggantikan walikota dan walikota setuju. Ia berusaha memecahkan masalah masyarakat yaitu kurangnya lapangan pekerjaan. Ia berhasil memberikan 3 proyek yang memberi lapangan kerja baru.
(Ditulis oleh Mariana Amiruddin, disarikan dari www.kompas.com, SCTV)