Perempuan Bekerja Jadi Inspirasi
(25 Maret 2014)
(25 Maret 2014)
Perempuan bekerja di Indonesia bukanlah hal baru dan sudah tidak terbantahkan lagi sekarang, ini bisa kita lihat dari persentase perempuan bekerja yang telah mencapai 42 persen. Pada umumnya alasan perempuan untuk bekerja bukan hanya faktor ekonomi saja, melainkan karena keinginan perempuan untuk berkontribusi di luar lingkungan keluarga dan memberi manfaat bagi masyarakat. Perempuan yang bisa berperan di ruang privat dan ruang publik memiliki efek yang cukup besar bagi anak-anaknya, mereka menjadi sosok inspiratif dan menjadi teladan yang baik untuk perkembangan anak-anak mereka. Bahkan menurut Rektor Universitas Paramadina Anies Baswedan, perempuan yang mampu berperan aktif di lingkungan keluarga dan ruang publik tidak disangsikan memiliki sifat kepemimpinan yang baik. Jadi, perempuan berkarier itu bukan hanya sekadar menambah pendapatan ekonomi keluarga, tetapi juga mempunyai peran yang cukup berarti di masyarakat, seperti diungkapkan oleh Direktur Pembangunan Bursa Efek Indonesia Friderica Widyasari, “Saat seorang perempuan berhasil menjadi manajer, biasanya mereka juga dapat menangani keluarga dengan baik, begitu juga sebaliknya”. Sementara menurut Country Managing Director Accenture Indonesia Neneng Goenadi, keberhasilan yang banyak dicapai perempuan lebih dipengaruhi oleh etika kerja dan integritas yang tinggi.
Menjadi perempuan pekerja juga bukannya tanpa halangan, dan kebanyakan justru datang dari dalam lingkungan kerja sendiri, seperti glass ceiling (plafon kaca) yakni fenomena yang kerap diartikan halangan bagi seorang perempuan untuk bisa memperoleh jabatan tinggi di pekerjaan. Fenomena ini bisa terjadi karena adanya pembatasan diri dari seorang perempuan, kemudian rasa tidak percaya diri untuk mengeksplorasi kemampuan yang menjadi penyebab perempuan sulit maju. Sementara itu, Presiden Direktur Femina Group yang juga Anggota Dewan Pengembangan Jurnal Perempuan Svida Alisjahbana menyatakan terkadang perempuan susah berkembang kariernya karena cenderung memilih menetap di sebuah perusahaan yang membuatnya nyaman.
(Disarikan oleh Hasan Ramadhan dari Harian Kompas, Rabu 8 Maret 2014)
Jurnal Perempuan memiliki Bundel Kliping setiap bulan dari berbagai surat kabar. Kliping ini berisi tentang isu-isu perempuan yang telah kami kategorisasi. Apabila Anda berminat dengan Kliping kami silakan hubungi: [email protected] atau 021 – 8370 2005
Menjadi perempuan pekerja juga bukannya tanpa halangan, dan kebanyakan justru datang dari dalam lingkungan kerja sendiri, seperti glass ceiling (plafon kaca) yakni fenomena yang kerap diartikan halangan bagi seorang perempuan untuk bisa memperoleh jabatan tinggi di pekerjaan. Fenomena ini bisa terjadi karena adanya pembatasan diri dari seorang perempuan, kemudian rasa tidak percaya diri untuk mengeksplorasi kemampuan yang menjadi penyebab perempuan sulit maju. Sementara itu, Presiden Direktur Femina Group yang juga Anggota Dewan Pengembangan Jurnal Perempuan Svida Alisjahbana menyatakan terkadang perempuan susah berkembang kariernya karena cenderung memilih menetap di sebuah perusahaan yang membuatnya nyaman.
(Disarikan oleh Hasan Ramadhan dari Harian Kompas, Rabu 8 Maret 2014)
Jurnal Perempuan memiliki Bundel Kliping setiap bulan dari berbagai surat kabar. Kliping ini berisi tentang isu-isu perempuan yang telah kami kategorisasi. Apabila Anda berminat dengan Kliping kami silakan hubungi: [email protected] atau 021 – 8370 2005