Mencegah Kehamilan Usia Dini: Mencegah Bayi Lahir Prematur
Kelahiran bayi prematur, yaitu bayi yang lahir dengan usia kehamilan kurang dari 37 minggu, di Indonesia pada 2010 mencapai 250.000 lebih dan terus meningkat dalam tiga tahun terakhir ini. Angka ini berkontribusi sebesar 15% atas kelahiran bayi prematur sedunia dan menempatkan Indonesia di urutan ke-5 dari 10 negara penyumbang bayi terbanyak. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penyebab terbanyak dari kelahiran prematur ini adalah kehamilan di usia dini, yaitu di bawah usia 19 tahun.
Menurut Risma Kerina Kaban dari Divisi Neonatalogi Departemen Ilmu Kesehatan Anak Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo pada Kamis, 21 Februari 2013 lalu, remaja di bawah usia 19 tahun secara fisik dan mental belum siap untuk hamil. Remaja rentan mengalami stres ketika hamil dan stres yang berlebihan dapat memicu kelahiran bayi sebelum waktunya. Terlebih lagi, organ reproduksinya belum kuat untuk mempertahankan bayi yang dikandungnya.
Dalam skala dunia, setiap 15 juta kelahiran bayi prematur, sebanyak 1,1 juta diantaranya meninggal karena komplikasi. Menurut Risma, bayi prematur mudah terkena infeksi karena belum memiliki antibodi. Untuk mencegah kelahiran bayi prematur, remaja di bawah usia 19 tahun sangat disarankan untuk tidak hamil terlebih dahulu. Sosialisasi ini mestinya dilakukan secara menyeluruh dengan dikawal kebijakan yang mendukung, misalnya kebijakan kurikulum kesehatan reproduksi serta undang-undang pernikahan yang tidak mengijinkan pernikahan di bawah umur 19 tahun.
Ditulis oleh Khanifah, disarikan dari Kompas, Jum’at, 22 Februari 2013 dan health.liputan6.com 21 Februari 2013
Menurut Risma Kerina Kaban dari Divisi Neonatalogi Departemen Ilmu Kesehatan Anak Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo pada Kamis, 21 Februari 2013 lalu, remaja di bawah usia 19 tahun secara fisik dan mental belum siap untuk hamil. Remaja rentan mengalami stres ketika hamil dan stres yang berlebihan dapat memicu kelahiran bayi sebelum waktunya. Terlebih lagi, organ reproduksinya belum kuat untuk mempertahankan bayi yang dikandungnya.
Dalam skala dunia, setiap 15 juta kelahiran bayi prematur, sebanyak 1,1 juta diantaranya meninggal karena komplikasi. Menurut Risma, bayi prematur mudah terkena infeksi karena belum memiliki antibodi. Untuk mencegah kelahiran bayi prematur, remaja di bawah usia 19 tahun sangat disarankan untuk tidak hamil terlebih dahulu. Sosialisasi ini mestinya dilakukan secara menyeluruh dengan dikawal kebijakan yang mendukung, misalnya kebijakan kurikulum kesehatan reproduksi serta undang-undang pernikahan yang tidak mengijinkan pernikahan di bawah umur 19 tahun.
Ditulis oleh Khanifah, disarikan dari Kompas, Jum’at, 22 Februari 2013 dan health.liputan6.com 21 Februari 2013