Gejala Endometriosis pada Perempuan
Haid atau menstruasi pada perempuan merupakan hal yang wajar dialami perempuan, dan biasanya setiap haid atau menstruasi datang dibarengi dengan nyeri pada perut yang luar biasa, dan itu perlu diwaspadai oleh semua perempuan karena nyeri tersebut bagian dari gejala endometriosis. Menurut dokter spesialis ginekologi yang juga Kepala Divisi Imunoedokrinologi Reproduksi Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) Andon Hestiantoro, endometriosis adalah tumbuhnya jaringan rahim (endometrium) di luar rahim.
Anton menjelaskan endometrium yang seharusnya melapisi rahim justru tumbuh dan berkembang di organ-organ lain, seperti di rongga perut, indung telur, saluran telur, jaringan penunjang rahim, daerah antara vagina dan anus, juga dikandung kemih. Bahkan pada kasus terparah juga ditemukan di otak, dan masih menurut Anton penyebab endometriosis belum diketahui secara pasti dari virus atau penyebab lainnya. Ia juga menjelaskan bahwa ada tiga teori yang sering dikemukakan soal penyebab penyakit ini.
Pertama disebut haid terbalik, yakni darah haid yang seharusnya keluar justru melimpah ke belakang rahim dan masuk ke bagian perut melalui saluran fallopian. Kedua anton menyebutkan faktor genetik sebagai penyebab, pasalnya ibu yang menderita endometriosis biasanya juga menurunkan ke anak perempuan. Ketiga, Anton mengatakan jaringan endometrium dibawa ke jaringan lain melalui saluran darah atau saluran kelenjar akibat haid yang tidak tuntas.
Pada umumnya perempuan yang menderita endometriosis biasanya di usia 30-40 tahun, dan gejala ini akan hilang dengan sendirinya dimana saat perempuan memasuki masa menopause. Dan bukan berarti juga gejala ini tidak bisa dirasakan oleh mereka perempuan-perempuan muda atau yang berusia dibawah 30 tahun, karena gejala ini juga bisa menyerang mereka yang baru pertama kali haid. Untuk itu, perlu bagi perempuan memperhatikan kebersihan dan kesehatan reproduksinya.
(Disarikan oleh Hasan Ramadhan dari harian Media Indonesia, Rabu 2 Oktober 2013)
Jurnal Perempuan memiliki Bundel Kliping setiap bulan dari berbagai surat kabar. Kliping ini berisi tentang isu-isu perempuan yang telah kami kategorisasi. Apabila Anda berminat dengan Kliping kami silakan hubungi: [email protected] atau 021 – 8370 2005
Anton menjelaskan endometrium yang seharusnya melapisi rahim justru tumbuh dan berkembang di organ-organ lain, seperti di rongga perut, indung telur, saluran telur, jaringan penunjang rahim, daerah antara vagina dan anus, juga dikandung kemih. Bahkan pada kasus terparah juga ditemukan di otak, dan masih menurut Anton penyebab endometriosis belum diketahui secara pasti dari virus atau penyebab lainnya. Ia juga menjelaskan bahwa ada tiga teori yang sering dikemukakan soal penyebab penyakit ini.
Pertama disebut haid terbalik, yakni darah haid yang seharusnya keluar justru melimpah ke belakang rahim dan masuk ke bagian perut melalui saluran fallopian. Kedua anton menyebutkan faktor genetik sebagai penyebab, pasalnya ibu yang menderita endometriosis biasanya juga menurunkan ke anak perempuan. Ketiga, Anton mengatakan jaringan endometrium dibawa ke jaringan lain melalui saluran darah atau saluran kelenjar akibat haid yang tidak tuntas.
Pada umumnya perempuan yang menderita endometriosis biasanya di usia 30-40 tahun, dan gejala ini akan hilang dengan sendirinya dimana saat perempuan memasuki masa menopause. Dan bukan berarti juga gejala ini tidak bisa dirasakan oleh mereka perempuan-perempuan muda atau yang berusia dibawah 30 tahun, karena gejala ini juga bisa menyerang mereka yang baru pertama kali haid. Untuk itu, perlu bagi perempuan memperhatikan kebersihan dan kesehatan reproduksinya.
(Disarikan oleh Hasan Ramadhan dari harian Media Indonesia, Rabu 2 Oktober 2013)
Jurnal Perempuan memiliki Bundel Kliping setiap bulan dari berbagai surat kabar. Kliping ini berisi tentang isu-isu perempuan yang telah kami kategorisasi. Apabila Anda berminat dengan Kliping kami silakan hubungi: [email protected] atau 021 – 8370 2005