Dunia di Tangan Perempuan-Perempuan Tangguh
(16 April 2014)
Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa (Sekjen PBB) Ban Ki-moon kembali memuji kaum perempuan. Pujian itu dilontarkan pada saat peringatan Hari Internasional bagi Kesadaran Ranjau dan Bantuan dalam Aksi Ranjau. Ban Ki-moon mengatakan bahwa perempuan sering disebut mampu menahan separuh langit, maka kita pun memusatkan perhatian pada peran penting perempuan dalam memelihara bumi. Ban Ki-moon punya alasan tersendiri mengapa perempuan bisa sedemikian tangguhnya. Dia mengatakan perempuan diseluruh dunia punya kemampuan besar untuk membersihkan ranjau darat dan melindungi dampaknya terhadap siapapun, perempuan juga banyak mengajarkan orang tentang cara hidup secara aman di daerah tercemar, mereka juga banyak membantu korban akibat ranjau darat, dan terlibat dalam usaha membersihkan serta menghilangkan ranjau-ranjau lainnya.
Masih menurut Ban Ki-moon, perempuan juga yang paling punya tantangan terbesar ketika menghadapi anggota keluarga mereka yang cacat bahkan tewas akibat ranjau. Itu sebabnya mengapa PBB berusaha mendengarkan pendapat perempuan dalam aksi pembersihan ranjau. PBB juga berusaha menggabungkan gagasan dan memberdayakan perempuan agar mereka bisa memberikan sumbangan yang lebih besar bagi upaya global. Ban Ki-moon juga mengatakan perempuan dapat menggerakkan kemajuan ke arah sasaran inti aksi ranjau yang bertujuan meningkatkan keamanan, membangun kembali masyarakat, dan mengakhiri ketakutan yang terus membayangi akibat sisa ranjau dari masa perang. Perempuan juga dapat memperkuat manfaat dari pekerjaan ini saat anak-anak kembali ke sekolah, kegiatan ekonomi kembali hidup, dan kehidupan diselamatkan melalui aksi-aksi kegiatan mereka. Untuk semua alasan itu Ban Ki-moon menyerukan tindakan lebih besar dengan melibatkan lebih banyak lagi perempuan pada tingkat lebih tinggi lagi dalam aksi-aksi tersebut.
Ban Ki-moon juga mengingatkan agar semua pemerintah berbuat lebih banyak lagi untuk menangani gender dalam program aksi ranjau mereka. Peran perempuan juga bukan hanya tangguh dalam urusan bersih-bersih ranjau saja, mereka juga tangguh ketika harus dihadapkan dengan resesi ekonomi dunia, karena perempuan lah yang paling merasakan pukulan terberat ketika menghadapi urusan finansial tersebut. Terlebih lagi ketika harus mengurus atau mengatur keuangan keluarga. Bisa kita bayangkan apa jadinya dunia ini tanpa kehadiran perempuan-perempuan tangguh seperti mereka.
(Disarikan oleh Hasan Ramadhan dari Harian Republika, Minggu 6 April 2014)
Masih menurut Ban Ki-moon, perempuan juga yang paling punya tantangan terbesar ketika menghadapi anggota keluarga mereka yang cacat bahkan tewas akibat ranjau. Itu sebabnya mengapa PBB berusaha mendengarkan pendapat perempuan dalam aksi pembersihan ranjau. PBB juga berusaha menggabungkan gagasan dan memberdayakan perempuan agar mereka bisa memberikan sumbangan yang lebih besar bagi upaya global. Ban Ki-moon juga mengatakan perempuan dapat menggerakkan kemajuan ke arah sasaran inti aksi ranjau yang bertujuan meningkatkan keamanan, membangun kembali masyarakat, dan mengakhiri ketakutan yang terus membayangi akibat sisa ranjau dari masa perang. Perempuan juga dapat memperkuat manfaat dari pekerjaan ini saat anak-anak kembali ke sekolah, kegiatan ekonomi kembali hidup, dan kehidupan diselamatkan melalui aksi-aksi kegiatan mereka. Untuk semua alasan itu Ban Ki-moon menyerukan tindakan lebih besar dengan melibatkan lebih banyak lagi perempuan pada tingkat lebih tinggi lagi dalam aksi-aksi tersebut.
Ban Ki-moon juga mengingatkan agar semua pemerintah berbuat lebih banyak lagi untuk menangani gender dalam program aksi ranjau mereka. Peran perempuan juga bukan hanya tangguh dalam urusan bersih-bersih ranjau saja, mereka juga tangguh ketika harus dihadapkan dengan resesi ekonomi dunia, karena perempuan lah yang paling merasakan pukulan terberat ketika menghadapi urusan finansial tersebut. Terlebih lagi ketika harus mengurus atau mengatur keuangan keluarga. Bisa kita bayangkan apa jadinya dunia ini tanpa kehadiran perempuan-perempuan tangguh seperti mereka.
(Disarikan oleh Hasan Ramadhan dari Harian Republika, Minggu 6 April 2014)