Undangan Menulis
TOR JP 99
Tenggat 30 September 2018
Tenggat 30 September 2018
Perempuan dan Ekonomi
Pengantar Masalah
Neoliberalisme telah menjadi kerangka sistemik dan kekuatan dibalik globalisasi sejak dekade 1970-an. Globalisasi yang berkembang kemudian dicirikan dengan kebijakan propasar yang menekankan deregulasi, privatisasi, penghapusan perlindungan sosial dan berkurangnya peran sosial negara. Globalisasi juga dikaitkan dengan relokasi produksi dari negara-negara kapitalisme maju ke negara-negara berupah rendah yang menghasilkan kawasan ekonomi baru. Meskipun dikatakan bahwa globalisasi telah menghasilkan pertumbuhan ekonomi tetapi tidak dapat dipungkiri bahwa kesenjangan ekonomi semakin meluas, korupsi tetap tumbuh subur, kerusakan lingkungan semakin parah, dan munculnya krisis keuangan yang terus mengancam perekonomian dunia. Di kawasan Asia Timur krisis keuangan yang besar terjadi pada 1997. Di Indonesia krisis tersebut meluas ke berbagai aspek dan kemudian berjalan beriringan dengan gelombang reformasi 1998. Krisis yang terbaru sekaligus besar pada 2008 silam bahkan menghantam negara-negara yang termasuk dalam kategori maju.
Bagi perempuan ekonomi neoliberal memiliki kontradiksi. Di satu sisi globalisasi telah menciptakan lapangan pekerjaan bagi perempuan terutama di sektor dan industri seperti jasa dan produksi padat karya untuk pasar global. Hal ini berkontribusi terhadap feminisasi angkatan kerja dan meningkatnya partisipasi angkatan kerja perempuan di berbagai negara. Buruh perempuan menjadi motor bagi negara-negara pengekspor untuk bersaing di pasar global. Buruh perempuan digunakan sebagai keunggulan komparatif, misalnya buruh migran perempuan Indonesia sebagai tenaga kerja yang murah, patuh, dan mudah diatur untuk bersaing di pasar global. Demikian juga pada sektor produksi padat karya seperti tekstil dan elektronik.
Strategi buruh murah ini digunakan oleh negara berkembang untuk menarik perusahaan-perusahaan multinasional agar merelokasi pabrik-pabriknya ke negara mereka, termasuk Indonesia. Namun fakta memperlihatkan bahwa sebagian besar pekerjaan perempuan tetap berada di level bawah pasar tenaga kerja, dengan upah lebih rendah, kondisi kerja yang buruk, kontrak sementara, dan perlakuan diskriminatif. Hal ini sejalan dengan pengamatan Federici (2000) pada dasawarsa 1980-an dan 1990-an berkembang gejala yang memperlihatkan upaya untuk meredistribusikan kerja reproduksi tenaga kerja di negara-negara industri dan negara-negara Timur Tengah ke bahu kaum perempuan negara-negara berkembang. Fenomena buruh murah dari negara berkembang ini masih berlangsung hingga hari ini.
Selain mendukung sektor industri, perempuan dari negara-negara berkembang seperti Indonesia, Filipina, Myanmar, Kamboja dan Sri Lanka juga menjadi tulang punggung dari sektor rumah tangga bagi negara-negara industri, negara-negara Timur Tengah dan sebagian negara Asia seperti Cina, taiwan, Singapura dan Malaysia. Namun bagi perempuan pekerja rumah tangga migran, pekerjaan yang mereka lakukan terkadang bukan sebuah pilihan, melainkan sebagai desakan ekonomi rumah tangga dan minimnya lapangan pekerjaan di dalam negeri.
Kerja reproduksi perempuan, juga merupakan kerja perawatan yang menyediakan sumber daya yang penting bagi pengembangan kapabilitas manusia (Folbre 2006). Bahkan kerja perawatan merupakan faktor penting yang menyokong berjalannya kerja-kerja produksi atau ekonomi suatu negara. Kerja reproduksi perempuan juga termasuk semua tugas yang terkait dengan mendukung dan melayani tenaga kerja saat ini dan masa depan, yakni mereka yang melakukan atau akan melakukan kerja produksi.
Perempuan, khususnya di negara berkembang seperti Indonesia, harus menghadapi persoalan upah yang rendah, kondisi kerja yang eksploitatif dan rentan terhadap kekerasan. Di sisi lain perempuan tetap harus menjalankan peran reproduksi biologis maupun sosial. Meski telah menjadi bagian dari ekonomi global, namun nilai kerja perempuan baik di dunia publik maupun domestik masih kurang dihargai. Paparan di atas memperlihatkan pentingnya membedah persoalan kerja perempuan dan ekonomi perawatan dari perspektif feminis dengan menggunakan pendekatan interseksionalitas dalam JP 99 tentang Perempuan dan Ekonomi.
Keterangan Jurnal Perempuan
Jurnal Perempuan merupakan jurnal publikasi ilmiah yang terbit setiap tiga bulan dengan menggunakan sistem peer review (mitra bestari). Jurnal Perempuan mengurai persoalan perempuan dengan telaah teoretis hasil penelitian dengan analisis mendalam dan menghasilkan pengetahuan baru. Perspektif JP mengutamakan analisis gender dan metodologi feminis dengan irisan kajian multi dan interdisipliner.
Jurnal Perempuan telah terakreditasi secara nasional dengan No. Akreditasi: 748/Akred/P2MI-LIPI/04/2016. Semua tulisan yang dimuat di JP98 akan diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris dan diunggah di website www.indonesianfeministjournal.org
Tenggat Tulisan
Seluruh tulisan pada 30 September 2018 dikirim melalui: http://indonesianfeministjournal.org/index.php/IFJ/about/submissions, dengan terlebih dahulu membuat akun penulis JP. Jika mengalami kesulitan, dapat menghubungi Pemred [email protected] atau [email protected]
Teknik Penulisan
Setiap tulisan mengacu pada Pedoman Penulisan Jurnal Perempuan
Kesediaan Anda sangat membantu visi kami memberdayakan perempuan, merawat pengetahuan dan mewujudkan kesetaraan di Indonesia.
Neoliberalisme telah menjadi kerangka sistemik dan kekuatan dibalik globalisasi sejak dekade 1970-an. Globalisasi yang berkembang kemudian dicirikan dengan kebijakan propasar yang menekankan deregulasi, privatisasi, penghapusan perlindungan sosial dan berkurangnya peran sosial negara. Globalisasi juga dikaitkan dengan relokasi produksi dari negara-negara kapitalisme maju ke negara-negara berupah rendah yang menghasilkan kawasan ekonomi baru. Meskipun dikatakan bahwa globalisasi telah menghasilkan pertumbuhan ekonomi tetapi tidak dapat dipungkiri bahwa kesenjangan ekonomi semakin meluas, korupsi tetap tumbuh subur, kerusakan lingkungan semakin parah, dan munculnya krisis keuangan yang terus mengancam perekonomian dunia. Di kawasan Asia Timur krisis keuangan yang besar terjadi pada 1997. Di Indonesia krisis tersebut meluas ke berbagai aspek dan kemudian berjalan beriringan dengan gelombang reformasi 1998. Krisis yang terbaru sekaligus besar pada 2008 silam bahkan menghantam negara-negara yang termasuk dalam kategori maju.
Bagi perempuan ekonomi neoliberal memiliki kontradiksi. Di satu sisi globalisasi telah menciptakan lapangan pekerjaan bagi perempuan terutama di sektor dan industri seperti jasa dan produksi padat karya untuk pasar global. Hal ini berkontribusi terhadap feminisasi angkatan kerja dan meningkatnya partisipasi angkatan kerja perempuan di berbagai negara. Buruh perempuan menjadi motor bagi negara-negara pengekspor untuk bersaing di pasar global. Buruh perempuan digunakan sebagai keunggulan komparatif, misalnya buruh migran perempuan Indonesia sebagai tenaga kerja yang murah, patuh, dan mudah diatur untuk bersaing di pasar global. Demikian juga pada sektor produksi padat karya seperti tekstil dan elektronik.
Strategi buruh murah ini digunakan oleh negara berkembang untuk menarik perusahaan-perusahaan multinasional agar merelokasi pabrik-pabriknya ke negara mereka, termasuk Indonesia. Namun fakta memperlihatkan bahwa sebagian besar pekerjaan perempuan tetap berada di level bawah pasar tenaga kerja, dengan upah lebih rendah, kondisi kerja yang buruk, kontrak sementara, dan perlakuan diskriminatif. Hal ini sejalan dengan pengamatan Federici (2000) pada dasawarsa 1980-an dan 1990-an berkembang gejala yang memperlihatkan upaya untuk meredistribusikan kerja reproduksi tenaga kerja di negara-negara industri dan negara-negara Timur Tengah ke bahu kaum perempuan negara-negara berkembang. Fenomena buruh murah dari negara berkembang ini masih berlangsung hingga hari ini.
Selain mendukung sektor industri, perempuan dari negara-negara berkembang seperti Indonesia, Filipina, Myanmar, Kamboja dan Sri Lanka juga menjadi tulang punggung dari sektor rumah tangga bagi negara-negara industri, negara-negara Timur Tengah dan sebagian negara Asia seperti Cina, taiwan, Singapura dan Malaysia. Namun bagi perempuan pekerja rumah tangga migran, pekerjaan yang mereka lakukan terkadang bukan sebuah pilihan, melainkan sebagai desakan ekonomi rumah tangga dan minimnya lapangan pekerjaan di dalam negeri.
Kerja reproduksi perempuan, juga merupakan kerja perawatan yang menyediakan sumber daya yang penting bagi pengembangan kapabilitas manusia (Folbre 2006). Bahkan kerja perawatan merupakan faktor penting yang menyokong berjalannya kerja-kerja produksi atau ekonomi suatu negara. Kerja reproduksi perempuan juga termasuk semua tugas yang terkait dengan mendukung dan melayani tenaga kerja saat ini dan masa depan, yakni mereka yang melakukan atau akan melakukan kerja produksi.
Perempuan, khususnya di negara berkembang seperti Indonesia, harus menghadapi persoalan upah yang rendah, kondisi kerja yang eksploitatif dan rentan terhadap kekerasan. Di sisi lain perempuan tetap harus menjalankan peran reproduksi biologis maupun sosial. Meski telah menjadi bagian dari ekonomi global, namun nilai kerja perempuan baik di dunia publik maupun domestik masih kurang dihargai. Paparan di atas memperlihatkan pentingnya membedah persoalan kerja perempuan dan ekonomi perawatan dari perspektif feminis dengan menggunakan pendekatan interseksionalitas dalam JP 99 tentang Perempuan dan Ekonomi.
Keterangan Jurnal Perempuan
Jurnal Perempuan merupakan jurnal publikasi ilmiah yang terbit setiap tiga bulan dengan menggunakan sistem peer review (mitra bestari). Jurnal Perempuan mengurai persoalan perempuan dengan telaah teoretis hasil penelitian dengan analisis mendalam dan menghasilkan pengetahuan baru. Perspektif JP mengutamakan analisis gender dan metodologi feminis dengan irisan kajian multi dan interdisipliner.
Jurnal Perempuan telah terakreditasi secara nasional dengan No. Akreditasi: 748/Akred/P2MI-LIPI/04/2016. Semua tulisan yang dimuat di JP98 akan diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris dan diunggah di website www.indonesianfeministjournal.org
Tenggat Tulisan
Seluruh tulisan pada 30 September 2018 dikirim melalui: http://indonesianfeministjournal.org/index.php/IFJ/about/submissions, dengan terlebih dahulu membuat akun penulis JP. Jika mengalami kesulitan, dapat menghubungi Pemred [email protected] atau [email protected]
Teknik Penulisan
Setiap tulisan mengacu pada Pedoman Penulisan Jurnal Perempuan
Kesediaan Anda sangat membantu visi kami memberdayakan perempuan, merawat pengetahuan dan mewujudkan kesetaraan di Indonesia.